Akhir Tragis Diktator Komunis, Dieksekusi Bersama Istrinya di Hari Natal dan Disiarkan Langsung

Romania sempat menjadi bagian dari Uni Soviet sehingga wajar negara ini juga memiliki pemahaman komunis dan sosialis.

Editor: AbdiTumanggor
VIA DW.COM
ILUSTRASI PROTES MASSA DI RUMANIA: Demonstran bergabung dalam beberapa aksi unjuk rasa di ibu kota Bucharest, Romania, pada Februari tahun 2017 lalu untuk memprotes pemerintahan yang korup. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Romania sempat menjadi bagian dari Uni Soviet sehingga wajar negara ini juga memiliki pemahaman komunis dan sosialis.

Paham komunis dan sosialis cukup lama bertahan di Romania.

Namun, hingga akhirnya rakyatnya berdiri melawan dalam sebuah gerakan revolusi.

Tahun 16 Desember 1989, di Timisoara, bagian barat Romania, berlangsung demonstrasi besar-besaran yang menentang pemerintahan Nicolae Ceausescu, petinggi negara yang saat itu menjabat.

Rakyat turun ke jalan dan menyuarakan protesnya akan pemerintahan yang dinilai tidak adil dan tidak transparan.

Pemerintahan komunis dan sosialis yang ada di Romania juga tidak sama dengan yang ada di negara-negara tetangganya—tidak ada nilai Glasnost serta Perestroika, yang dicetuskan oleh Mikhail Gorbachev pada tahun 1986.

Ditambah dengan keadaan ekonomi negara yang tidak stabil di mana hutang negara menggunung.

Rakyat semakin melarat sementara petinggi negara semakin makmur, membuat rakyat muak dan menuntut.

POTRET Massa melakukan aksi protes besar-besaran di kantor pusat pemerintahan di Bukares, ibu kota Romania, pada 5 Februari 2017 lalau, untuk menentang pemerintahan yang korup.(EPA/NYT)
POTRET Massa melakukan aksi protes besar-besaran di kantor pusat pemerintahan di Bukares, ibu kota Romania, pada 5 Februari 2017 lalau, untuk menentang pemerintahan yang korup.(EPA/NYT) (EPA/NYT)

Demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama berhari-hari itu menjadi sebuah kerusuhan dan banyak korban berjatuhan dalam demonstrasi tersebut.

Pihak yang diprotes, Ceausescu, terbang ke Iran pada tanggal 18 Desember 1989 untuk kunjungan negara.

Ia memberikan tanggungjawab meredakan kerusuhan kepada istri serta bawahannya.

Harapannya pulang pada tanggal 20 Desember 1989 ke Romania dengan keadaan tentram, tak dapat terwujud karena demonstrasi masih terus berlanjut.

Berusaha meredakan emosi rakyat, Ceausescu pada tanggal 21 Desember 1989 memberikan sebuah pidato di tempat yang kini dikenal sebagai “Lapangan Revolusi”.

Pidatonya berisi akan nilai-nilai komunis dan sosialis.

Ceausescu menyebutkan segala kesuksesan telah Romania raih.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved