Kisah Eks Menteri Afghanistan Jadi Kurir Makanan Bergaji Rp 254 Ribu, Sayed Sadaat: Tak Perlu Malu!

Dengan jaket oranye, sepeda kayuh, dan tas besar, pria berusia 50 tahun itu mengantar makanan seperti pizza dan barang-barang lainnya.

Editor: Juang Naibaho
India Times
Kolase foto Sayed Sadaat (saat mengantar pizza) dan saat masih menjabat menteri di Afghanistan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Dengan jaket oranye, sepeda kayuh, dan tas besar, pria berusia 50 tahun itu mengantar makanan dan barang-barang lainnya.

Sepintas, dia terlihat seperti kurir biasa. Belakangan, diketahui bahwa pria itu adalah eks menteri di Afghanistan, bernama Sayed Sadaat.

Dia mencari suaka di Jerman, dan kini menetap di Kota Leipzig bersama keluarganya.

Sayed Sadaat memutuskan berhenti menjadi menteri di Afghanistan karena muak melihat korupsi.

Ia kemudian banting setir jadi kurir makanan, dan mengaku tidak malu menjalani profesi barunya itu.

Pekerjaan sebagai pengantar makanan dilakoni Sayed Sadaat (di beberapa media ditulis Syed Saadat) sejak pindah ke Jerman.

"Tidak perlu malu melakukannya. Kerja ya kerja. Kalau ada pekerjaan, maka ada permintaan. Seseorang harus melakukannya," kata Sayed Sadaat, dilansir Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Baca juga: INILAH Sosok Militer AS yang Terakhir Pulang, Ratusan Rakyatnya Masih Terjebak di Afghanistan

Sayed Sadaat memiliki riwayat pendidikan tinggi.

Dia memegang gelar S2 ganda dari Universitas Oxford jurusan Ilmu Komunikasi dan Teknik Elektro.

Riwayat pendidikan itulah yang membawanya jadi penasihat teknis Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Afghanistan pada 2005-2013, lalu menjabat Menteri Menteri Komunikasi 2016-2018.

Selain di pemerintahan, Sayed Sadaat juga pernah menjadi CEO Ariana Telecom di London pada 2016-2017.

Selama 23 tahun berkarier, Sayed Sadaat telah bekerja di setidaknya 20 perusahaan di 13 negara, termasuk Arab Saudi.

Sayed Sadaat mundur sebagai menteri karena cekcok dengan Presiden Ashraf Ghani dan muak melihat korupsi di jajaran Pemerintahan Afghanistan.

Ia mengungkapkan, ketika mengemban jabatannya ada perbedaan antara lingkaran dalam presiden dengan dirinya.

Sayed Sadaat saat itu butuh uang negara untuk digunakan bagi kepentingan publik, tetapi pejabat lainnya tidak sependapat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved