Cerita Seleb
Arini Sarraswati Subianto, Wanita Terkaya Indonesia, Ada Kaitan dengan Prabowo Subianto?
Naiknya nama dari Arini Subianto yang merupakan perempuan terkaya di Indonesia ini memang membuat banyak
Walau sekarang berstatus sebagai seorang wanita single dengan dua anak, Arini Subianto sebelumnya adalah istri dari Andre Mamuaya. Laki – laki tersebut merupakan seorang Director of Corporate Affair dari perusahaan yang bernama PT. Adaro Energy.
Perusahaan tersebut merupakan perusahaan produsen batu bara yang sangat – sangat besar. Dari seluruh perusahaan batu bara yang ada di dunia, PT. Adaro Energy adalah perusahaan produsen batubara terbesar ke-empat.
Selain itu, Andre juga memiliki sebuah klub basket Garuda Bandung.
Nasib memang tidak dapat ditebak, pada tahun 2012 lalu, Andre meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas di jalan Sudirman, Jakarta. Andre akhirnya wafat pada usia 42 tahun meninggalkan Arini, istrinya, dan dua orang anak laki – laki bernama Azarian Rafi Mamuaya dan Azel Rasyid Mamuaya.
Karena rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang suaminya, Arini Subianto mengatakan bahwa ia sekarang sangat menyukai olahraga bola basket.
Selain dia memang benar – benar menyukai olahraga tersebut, bola basket dapat mengembalikan sedikit kenangannya bersama Andre Mamuaya yang juga menggemari olahraga tersebut.
8. Menyukai Sastra Konvensional
Mencintai Sastra Konvensional
Walaupun kita sedang hidup pada era yang serba digital, mulai dari membeli barang hingga bersekolah atau kuliah juga dapat dilakukan dengan online.
Dalam era yang seperti sekarang ini, kebanyakan orang akan meninggalkan sastra – sastra konvensional seperti buku, menulis pun lebih memilih menggunakan PC, Laptop, ataupun smartphone.
Lain halnya dengan Arini Subianto, perempuan terkaya di Indonesia ini malah lebih menggemari hal – hal konvensional untuk urusan sastra. Seperti contohnya, Arini lebih suka mencatat segala sesuatunya dengan pena dan kertas (atau buku) dibanding menggunakan smartphonenya.
Ia juga lebih menyukai membaca buku cetak konvensional dibanding dengan membaca e-book yang sudah menjamur di pasaran online dan lebih mudah didapat.
Arini juga mengatakan bahwa sastra konvensional akan memberikan dampak positif yang sangat besar, terutama dalam bidang pendidikan.
Menurutnya, hal tersebut dapat menciptakan dan melestarikan budaya membaca yang sangat penting dalam dunia pendidikan, terutama bagi anak – anak. Mungkin itu juga salah satu alasan yang membuat Arini pada akhirnya mendirikan sebuah toko buku konvensional, Aksara.
(*/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang Tribun-Timur.com