Kabar Terbaru dari Keluarga Diktator Muammar Khadafi, Satu Anaknya yang Dikenal Glamor Dibebaskan

Mutassim Gaddafi menggelontorkan uang untuk membayar penyanyi seperti Beyoncé dan Mariah Carey agar mereka bernyanyi di pestanya.

Editor: AbdiTumanggor
albawaba
Saif al-Islam dan Saadi Gaddafi 

Tetapi pada akhir Revolusi Libya tahun 2011, situasi telah berbalik.

Gaddafi ditangkap dan dibunuh secara brutal di jalan-jalan di kampung halamannya di Sirt.

Sementara anggota keluarga yang cukup beruntung untuk lolos dari kudeta dipaksa ke pengasingan.

Tiga putra Muammar Gaddafim yaitu: Mutassim, Saif al-Arab, dan Khamis, tidak seberuntung  keluarga lainnya.

Ketiganya tewas dalam pemberontakan 2011.

Tiga putra Muammar Gaddafi yaitu: Mutassim, Saif al-Arab, dan Khamis, ikut menyusul sang ayah tewas ditembak peluru.
Tiga putra Muammar Gaddafi yaitu: Mutassim, Saif al-Arab, dan Khamis, tewas ditembak peluru. (albawaba)

Mutassim Gaddafi—yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional ayahnya—ditangkap dan dieksekusi selama pemberontakan.

Meskipun dia terlibat dalam politik lebih dari saudara-saudaranya—bahkan sampai mencoba memberontak melawan ayahnya di usia muda—dia masih menemukan banyak waktu untuk memanjakan kecenderungan hedonistiknya.

Kematiannya mungkin kejam dan berdarah, tapi hidupnya dikenang para pesohor dan selebriti dunia adalah pesta mewah yang panjang.

Dua putra Khadafi yang lebih terkemuka—Saadi dan Saif al-Islam—saat ini menghadapi persidangan di sistem peradilan Libya.

Sebagai putra kesayangan Gaddafi, Saif pernah secara luas dianggap sebagai pewaris rezim ayahnya.

Bahkan lebih dari Mutassim, Saif adalah pemain kunci dalam lingkaran politik dalam Gaddafi.

Dia adalah tokoh sentral dalam sejumlah negosiasi internasional yang penting.

Saif al-Islam dan Saadi Gaddafi
Saif al-Islam dan Saadi Gaddafi (albawaba)

Sebagai lulusan dari London School of Economics yang bergengsi, Saif sangat siap untuk melanjutkan warisan ayahnya. Namun, terkadang Saif tampak tidak tertarik mengikuti jejak ayahnya.

Dia sering mengkritik pemerintahan otoriter Gaddafi, dan ada harapan bahwa Saif akan menjadi reformis setelah berkuasa.

Dia mengatakan bahwa satu hal yang paling dibutuhkan Libya adalah “demokrasi.”

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved