Premanisme di Medan
Makin Beringas, Preman Tantang Polisi untuk Menangkapnya saat Palak Pedagang
Aksi premanisme kembali terjadi di Kota Medan. Kali ini preman tantang polisi untuk menangkapnya. Pelaku dengan pongah minta diviralkan
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Lemahnya penegakan hukum terhadap penanganan premanisme di Kota Medan membuat aksi preman makin beringas.
Berulangkali preman ditangkapi, berulangkali pula muncul pelaku baru dengan modus yang sama.
Teranyar, preman di Pasar Sambu Baru, Medan Barat berulah.
Preman tersebut memalak pedagang wanita dan mengancam akan mengobrak-abrik lapak pedagang tersebut lantaran tidak diberi uang.
Baca juga: Wajah Lesu Preman yang Peras Pedagang Jeruk di Pasar Martubung saat Ditangkap Polisi
"Tiap pagi datang minta Rp 2.000. Sementara untuk jajan anak ku pun, Rp 1.000 tidak bisa aku kasih," kata Dameria Hutauruk, saat diwawancarai, Rabu (22/9/2021).
Dameria mengatakan, dia cuma pedagang kecil biasa.
Buah-buahan yang dia jual merupakan milik tauke.
Sehingga, kata dia, dirinya baru mendapatkan uang jika dagangannya laku.
Sementara itu, belum lagi dagangan laku, sudah datang preman ke lapaknya minta uang.
Baca juga: 3 Preman Pungli Renovasi Rumah Yang Sempat Viral Sudah Diamankan Polsek Medan Area
Kondisi ini membuat Dameria tertekan.
"Sudah zaman susah begini, saya pun terpaksa mengutang di home kredit," katanya.
Saat pelaku melancarkan aksinya, Dameria sempat merekam wajah pelaku.
Namun pelaku menantang agar polisi menangkap dirinya.
"Kakak lapor aja ke polsek. Suruh orang polsek datang ramai-ramai kemari. Nah, nah, ini muka ku nah," kata preman tersebut.
Baca juga: PREMANISME DI MEDAN KEMBALI TERJADI, Pedagang Jeruk sampai Dimintai Kartu Keluarga dan e-KTP
Kesal direkam, preman itu mengancam akan mengobrak-abrik lapak Dameria.
"Ku balik-balikkan kursi kau nanti. Kau panggil orang polsek semua, kau turunkan. Viral kan, viralkan. Enggak takut aku," katanya.
Dengan pongahnya, preman tersebut teriak-teriak.
Dia kemudian pergi menuju motornya, lalu meninggalkan lokasi sembari mengumpat.
Sayangnya, aksi premanisme semacam ini akan berakhir dengan dilepasnya para preman lantaran cuma sekadar membuat surat perjanjian saja.(jun/tribun-medan.com)