Kisah Asmara di Balik Tragedi G30SPKI, Panggilan Sayang Pierre Tendean dan Telegram Terakhir
Dikutip dari akun Instagram resmi penulis Biografi Kapten Pierre Tendean, Pierre dan Rukmini berkenalan melalui dua sahabat baik Pierre.
Belum lama bersama, Pierre harus meninggalkan puteri sulung Raden Chamim Rijo Siswopranoto itu lantaran ditugaskan sebagai intelijen dalam rangka Dwikora di perbatasan Kepulauan Riau.
Keduanya pun menjalani hubungan jarak jauh atau anak muda masa kini menyebutnya LDR (Long Distance Relationship).
Sempat Pierre Tendean curhat kepada rekan letingnya yang sesama intel bahwa ia merindukan Rukmini.
4. Sempat Diboyong oleh Pierre ke Semarang
Memasuki tahun 1965, hubungan keduanya semakin serius.
Saat keluarga besar Chamim sedang liburan ke Yogyakarta, Mimin diboyong ke Semarang oleh Pierre untuk diperkenalkan kepada keluarganya.
Sesaat sebelum dipindahkan ke Jakarta pada April 1965, mengemban amanat baru sebagai ajudan MenkoHankam Jenderal AH Nasution, Pierre mengakui kepada sahabatnya, RF Soeseno, bahwa ia telah mengikat Rukmini.
5. Rela Pindah Agama
Hubungan Pierre dan Rukmini bukan tanpa aral melintang.
Terdapat perbedaan membentang yaitu agama, Pierre kristen sedangkan Rukmini muslim.
Mimin hanya bersedia melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius dengan pemuda berkeyakinan sama.
Untuk syarat ini Pierre telah memutuskan menuruti karena ia sangat mencintai gadis sederhana ini dan tak mau berpisah dengannya.
Awalnya, ayah dan ibu Pierre justru meragukannya dapat membiasakan diri dengan keseharian keluarga Mimin yang agamis.
Lampu hijau dirasakan Pierre awal Juli 1965 saat melihat adiknya, Roos, yang akan menikah dengan seorang muslim direlakan ayah mereka pindah agama.
Sejak itu Pierre selalu membahas peresmian pernikahannya dengan Mimin yang direncanakannya di satu hari bulan Desember 1965, terutama dengan Ibu Sunarti Nasution.