ITM, Kampus Perjuangan Rakyat yang Dicabut Izinnya Akibat Yayasan Saling Berebut Kuasa

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Siapa yang tidak kenal dengan kampus Institut Teknologi Medan (ITM).

Kampus ini sering disebut sebagai kampus perjuangan rakyat.

Sebutan itu bukan tanpa alasan.

Sebab, mahasiswa ITM kerap dikenal kritis dalam menyerukan kepentingan masyarakat.

Mahasiswa ITM sering turun ke jalan, meskipun kadang berakhir ricuh dengan aparat kepolisian. 

Baca juga: Kampus ITM Resmi Ditutup, Mahasiswa Mengeluh Ijazah Belum Keluar Selama 2 Tahun Terakhir

Menilik perjalanan kampus ITM yang sekarang dicabut izinnya akibat yayasan saling berebut kuasa, ternyata kampus ITM ini dinobatkan sebagai kampus Teknik tertua di Pulau Sumatera dan kampus Teknik pertama di luar pulau Jawa.

Kampus ini berada di Jalan Gedung Arca Kecamatan Medan Kota, dikelola oleh Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna Medan.

Yayasan Pendidikan dan Sosial Dwiwarna didirikan pada 6 Januari 1960 dengan Akte Notaris Nomor 21.

Tujuan pendirian yayasan ini adalah untuk membantu pemerintah dalam bidang pendidikan, pengajaran dan sosial.

Awalnya, yayasan tersebut mendirikan kampus bernama Akademi Teknik Dwiwarna.

Baca juga: Buntut Dualisme Kepemimpinan, Kemendikbud-Ristek Resmi Menutup Kampus ITM

Kemudian pada 27 Mei 1963 diubah menjadi Institut Teknologi Sumatera (ITS).

Setelah 13 tahun lamanya memakai nama ITS, ada 28 Agustus 1976 pihak yayasan kembali mengubah nama kampus tersebut menjadi Sekolah Tinggi Teknik Medan (STTM) dengan surat pengukuhan Kopertis Wilayah I, Surat Keputusan Nomor 25 tahun 1978.

Kemudian, seiring berjalannya waktu, pada 4 Mei 1984, STTM pun kembali diubah namanya menjadi Institut Teknologi Medan atau ITM.

Pengukuhan ITM didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0464/0/86.

Kampus ITM memiliki tiga Fakultas dan sepuluh jurusan.