Viral Medsos
Cerita Mahasiswi Terang-terangan Open BO karena Kuliah di 2 Kampus: Cukup 2 Kali Sehari Aja
Kuliah di 2 Kampus, Curhat Mahasiswi Open BO, Tarif Shortime 2 Juta hingga 4 Juta. Longtime Rp 8 Juta, hingga Rp16 Juta.
"Paling banter ni, sehari bisa dapat berapa klien?" tanya Mongol Stres.
"Paling banyak ya... Karena aku sendiri study di dua universitas, double majors sama aku ada magang di lembaga pers lah pokoknya, jadi sehari paling maksimal itu dua (klien)," ucap wanita bertopeng itu.
Sontak jawaban tersebut mendulang kekagetan Mongol dan Surya lantaran aktivitas hariannya seperti wanita berpendidikan yang tak mungkin melakukan pekerjaan ini.
"Dua itu maksimal banget?" tanya Surya mencoba memastikan.
"Maksimal banget, habis itu aku nggak kuat," ucap wanita tersebut yang tak ingin diketahui identitasnya.
Rate card wanita ini cukup fantastis ketika menjalani profesi sebagai sugar baby (Tiktok @yosuastefanuss)
Surya dan Mongol seolah tak habis pikir dengan kesibukannya sebagai mahasiswa yang kuliah di dua tempat, sambil magang, masih sempat melakukan hal tersebut.
Kemudian wanita ini juga membeberkan tarif atau rate card yang biasa ia gunakan ketika melayani kliennya.
"Lo punya rate sendiri? Maksud gue, untuk short time atau long time tu segini gitu?" tanya Surya lagi.
"Kalau rate sendiri untuk bersihnya ya, dari potongan-potongan gitu, udah uang bersihnya ke aku itu kalo short time 2,5 sampai 4 juta.
Kalau untuk long time sendiri 8 - 10 (juta). Untuk nge-keep (sambil memberi tanda kutip dengan jari-jarinya), 16 - 20 juta sebulan," jawab wanita tersebut.
Jawaban tersebut kembali membuat Surya dan Mongol terheran-heran dengan kata 'nge-keep'.
"Nge-keep tu gimana maksudnya? Jadi pengen tahu," ujar Mongol sambil mengganti posisi duduknya.
"Nge-keep itu istilah modernya sekarang itu jadi sugar baby," jelasnya.
"Oh sugar baby... Jadi sugar daddy-nya ya," ujar Surya Mongol sambil mengangguk-angguk.
Sontak penonton pun ikut takjub dengan jawaban tersebut.
Dalam unggahan @yosuastefanyss itu sendiri, ia menulis dengan takarir, "Jakarta keras bos."
(*/Tribunmedan/ Tribunpekanbaru)