PENGEDAR Narkoba di USU Ternyata Pernah Harumkan Nama Kampus di Kancah Internasional

Di balik perbuatan buruk JHS, yang kini jadi tersangka pengedar narkoba, ternyata ada prestasi yang pernah disumbangkannya untuk USU.

TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY
JHS, tersangka pengedar narkoba di Universitas Sumatera Utara (USU) saat diwawancara di BNNP Sumut pada Rabu (19/10/2021). (Tribun Medan/Goklas Wisely). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Di balik perbuatan buruk JHS, yang kini jadi tersangka pengedar narkoba, ternyata ada prestasi yang pernah disumbangkannya untuk mengharumkan Universitas Sumatera Utara di kancah Internasional. 

Saat ditemui Tribun Medan  di BNNP Sumut, JHS menceritakan hal itu dengan sembari meratapinya.

FOTO-foto Pembunuhan Sadis di Samosir yang Menggegerkan, Anak Bantai Ayah Kandung dan Aniaya Ibu

ANAK Bunuh Ayahnya di Samosir, Begini Kondisi Mengenaskan Sang Ayah saat Ditemukan

IDENTITAS Korban Lakalantas Maut di Sergai, Pengendara Motor Trail Tewas di Tempat, Ini Kronologinya

ALDI Taher Masih Menunggu Uang dari Raffi Ahmad, Bolak-balik Ingatkan Suami Nagita untuk Transfer

SOSOK yang Bela Mati-matian Nathalie saat Bermasalah dengan Sule malah Tak Diundang di 7 Bulanan

PENGEDAR Narkoba di USU Ternyata Pernah Harumkan Nama Kampus di Kancah Internasional

Ia tampak menggali kembali ingatannya sembari tersenyum sesekali. 

"Aku masih ingat dulu, sempat mengharumkan nama kampus. Itu lah paling berkesan selama aku kuliah di USU. Bahkan sampai sekarang aku sudah jadi alumni," kata JHS. 

Baca juga: TAK DINYANA, Masih Ada Pengedar Narkoba Berkeliaran di Kampus USU, Berikut Wawancara Eksklusifnya

JHS mengungkapkan bahwa ia sempat menjadi pelatih satu - satunya UKM Taekwondo yang ada di kampus hijau tersebut.

Diingatnya betul, pada masa kuliah dirinya dikenal di kalangan kerabat dekatnya sebagai mahasiswa yang berprestasi. 

KAPOLSEK Percut Seituan Resmi Dicopot setelah Korban Premanisme malah Dijadikan Tersangka

OKNUM Pejabat yang Diduga Berselingkuh Ditangkap saat Berada di Dalam Mobil

KETUA Ormas di Sergai Ditangkap karena Lakukan Pemerasan, Korban Alami Kerugian hingga Rp 6 Juta

TIGA Pembunuh Bapak Kos Lolos dari Hukuman Seumur Hidup, Keluarga Korban Tidak Terima

2 Pelaku Pengerusakan di Rumah Sakit HKBP Balige Ditangkap, Begini Kondisinya Kini

LESTI Kejora Bongkar Kebiasaan Suami setelah Menikah, Rizky Billar: Orang Pikirannya Kemana-man

Tahun 2019 pun disematkannya sebagai masa keemasannya.

Sebab, ia berhasil menghantarkan UKM Taekwondo sebagai unit kemahasiswaan yang paling berprestasi.  

"Aku pernah menjadi pelatih dan ikuti kejuaraan Bali Internasional Open yang dikuti dari berbagai negara. Itu kami dapat mendali emas dua," sebutnya. 

"Lalu, kejuaraan Korea Open, itu kami dapat mendali perak. Kemudian ada lagi kejuaraan nasional di Aceh dan Jakarta," sambungnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Medan, UKM Taekwondo USU memang dikabarkan pernah tampil gemilang pada ajang Pugnator Sportweek Open International Championship yang berlangsung di, Badung, Bali 25-27 Oktober 2019.

Ada pun, mahasiswa USU mendapatkan mendali emas di ajang tersebut.

Mereka adalah Kevin Fachrul Razi Lubis yang sukses meraih Medali Emas kategori Senior Putra Under 54kg, serta Sindi Septi Claudia Siregar yang berhasil merebut Medali Emas Senior Putri Under 62kg.

Selain itu, di ajang internasional Korea Open 2019 yang berlangsung di kota Chuncheon, Korea Selatan 4-10 Juli 2019, UKM Taekwondo juga menorehkan prestasi dengan mendapatkan mendali perak. 

Saat itu, Atlet UKM Taekwondo USU, Handy Inarto masuk ke babak final dan mendapatkan juara dua di kompetisi bergengsi tersebut. 

Dan dibalik prestasi USU tersebut, JHS berperan sebagai pelatih yang akhirnya berhasil membawa anak didiknya sampai ke lantai internasional. 

"Pokoknya kejuaraan tingkat internasional dan nasional udah diraih lah. Aku pelatihnya saat itu," ungkapnya. 

Kini, ia telah mendekam di BNNP Sumut untuk menjalani proses hukum akibat tindakannya yang terbilang fatal. 

Ia pun mengaku, terjerumus ke dunia narkoba karena desakan lingkungan dan situasi ekonomi yang membuatnya sempat terpuruk. 

Sejak tamat dari USU, JHS tidak kunjung mendapatkan pekerjaan tetap.

Padahal, keluarganya bukanlah datang dari kalangan yang terbilang mapan. 

Walhasil, ia mengadu nasib di Kota Medan.

Namun pandemi Covid-19 melanda.

Lowongan kerja tentu teramat sulit didapatkan.

Lamarannya tidak kunjung diproses di tempat kerja yang ditujunya. 

"Sebenarnya niatku tidak mau nyusahin orang tua. Makanya aku cari - cari terus tempat kerja yang mau bisa ku lamar. Tapi engga dapat - dapat," bebernya. 

"Untuk bertahan hidup di masa pengangguran ini, terpaksa aku memilih jualan ganja. Untungnya itu pun cuma sikit. Artinya hanya untuk mencukupi kebutuhan harian saja," ungkapnya dengan nada yang pilu. 

Jujur, dikatakannya, saat ini ia tengah merasa sangat bersalah karena menjadi beban pikiran pada orangtuanya. JHS sangat menyesali perbuatannya itu. 

"Sejak awal aku sudah akui salah dan kooperatif dengan BNNP Sumut. Pastinya aku jalani proses hukum ini sebagaimana adanya. Sekarang aku takut dengan masa depanku. Maafkan aku, untuk bapak dan mama serta keluarga ku lainnya. Aku betul - betul minta maaf telah mengecewakan mereka," tutupnya 

(cr8/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved