UPT Jalan Sumut Sebut Pembangunan Halte Bus Trans Binjai Penyebab Parit Tersumbat
Drainase di Jalan Gatot Subroto Binjai, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai tersumbat dan timbulkan aroma busuk
Penulis: Satia | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN.COM, BINJAI-Drainase di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai sudah bertahun-tahun dibiarkan tersumbat.
Akibatnya, setiap kali masuk ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Kota Binjai tercium aroma tidak sedap.
Bau busuk ini bahkan sampai ke rumah-rumah warga.
Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Binjai, Zulfan menjelaskan, ruas Jalan Gatot Subroto statusnya milik Pemerintah Provinsi.
Karenanya, perbaikan fisik tersebut seharusnya dilakukan oleh Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut.
"Jalan dan drainase punya provinsi. Kami cuma bisa menyurati, provinsi yang masukan kegiatan program penanganannya," kata Zulfan di Balai Kota Binjai, Jumat (29/10/2021).
Baca juga: WASWAS Jembatan Gantung Limausundai Roboh, Dinas PUPR Binjai Lakukan Hal Ini
Dia mengatakan, dirinya tidak tahu pasti kenapa parit tersebut macet.
Namun, UPT Jalan dan Jembatan Dinas BMBK Sumut justru menyebut parit itu sumbat karena ada pembangunan halte bus trans Kota Binjai.
Saat pembangunan berlangsung, banyak material yang dibuang ke dalam parit.
Dan pihak UPT sendiri pernah membersihkan puing-puing material pembangunan halte bus trans Kota Binjai.
"Waktu bersihkan itu, ada batu pasangan dan material yang menyumbat," ujar dia.
Karenanya, dia menilai hal tersebut yang membuat dampak aliran drainase tersumbat hingga menimbulkan aroma tidak sedap.
Baca juga: Korban Sebut Polres Binjai Lambat Tindaklanjuti Laporan Arisan Online
Bahkan, dia juga menilai, halte yang berdiri di atas badan drainase juga menjadi salah satu faktornya.
"Kalau untuk pengerjaan, Pemko Binjai yang mengerjakannya," ucapnya.
Ia juga mengatakan, bahwa pengerjaan Halte Bus Trans Kota Binjai, diduga asal-asalan.
Sehingga dampaknya mengakibatkan parit yang ada di jalan tersebut tersumbat.
Bukan hanya itu, warga yang menutup parit juga dengan sengaja membuang sisa bangunan ke dalamnya.
Karena itu, parit di jalan tersebut sering kali tersumbat, dan aliran air tidak berjalan dengan lancar.(wen/tribun-medan.com)