Polisi Nyaris Dibunuh Preman
Kapolda Sumut Bilang Enggak Ada Preman, Anggotanya Malah Dibacoki Hendak Dibunuh Anggota OKP
Anak buah Kapolda Sumut yang bertugas di Polsek Medan Timur dibacoki preman hingga nyaris tewas. Berikut ini kisah lengkap yang berhasil dihimpun
Mereka pun saling berdebat hingga akhirnya DK menyarankan agar uang sewa dikembalikan oleh Edy.
"Karena kondisi kejepit, DK lah yang menyarankan supaya (uang sewa) dipulangkan. Dibayarlah, Pohan terutang Rp 8,55 juta, Anto Rp 7,225 juta, karena uang mereka kurang jadi ku talangin," katanya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan setelah semuanya selesai, tiba-tiba dirinya didatangi lagi oleh anggota ormas itu.
Mereka protes bahwa hitungan pengembalian uang ada yang selisih.
"Selisih berapa lagi, kan sudah sepakat, si DK juga yang bilang sepakat. Jadi saya pun pulang," katanya.
Namun, saat itu ia diikuti oleh anggota ormas tersebut sampai rumah.
Di rumah, mereka saling cekcok.
Tak lama, dua orang karyawannya datang dan terjadilah perkelahian antara karyawan Edy dengan anggota ormas itu.
Karena terjadi keributan, ia pun mencoba melerai keributan dan mengusir anggota ormas itu.
"Cabutlah orang itu. Saya berpikir pasti buat laporan polisi mereka. Jadi hubungi adik saya yang polisi. Konsultasi saya melalui telepon sama dia," katanya.
Kemudian, usai menghubungi adiknya yang berdinas di Polsek Medan Timur itu, ia putuskan untuk bertemu dengannya di kantor.
"Jumpalah kami di kantor, ceritalah sama dia terkait masalah ini," sebutnya.
Sedang asik bercerita, tiba-tiba istrinya yang berdinas di Kantor Samsat Putri Hijau memberi kabar bahwa rumahnya diserang oleh puluhan orang.
Mendapat kabar itu, ia bersama adiknya langsung pulang menuju rumahnya.
"Pukul 21.56 WIB masuk telpon dari istri, bilang di rumah sudah ramai, diserang orang. Gitu mau masuk komplek, saya lihat sudah ramai, padat komplek saya, mobil semua penuh," tuturnya.