News Video

Kisah Kelam Tragedi Semanggi I pada 11-13 November 1998, yang Berujung Brutalitas Aparat

Kasus Semanggi I yang terjadi pada 11-13 November 1998 masih menyimpan cerita kelam bagi masyarakat Indonesia.

Akan tetapi mereka tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa.

Pada malam harinya terjadi bentrok di daerah Slipi dan Jl. Sudirman.

Puluhan mahasiswa masuk rumah sakit dan ribuan mahasiswa dievakuasi ke Atma Jaya.

Akibat bentrok tersebut, seorang pelajar, Lukman Firdaus terluka berat dan beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.

Keesokan harinya Jumat,13 November 1998, mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya.

Mereka bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta.

Pengamanan di kawasan Semanggi semakin diperketat.

Johnny TG, Fotojurnalis Senior Harian Kompas (1990-2019) mengatakan, bentrokan tersebut pecah hingga aparat menyemprotkan gas air mata.

Bahkan masyarakat yang melarikan diri dikejar ke dalam kampus dan dihajar.

Selain itu, Eddy Hasby, Fotojurnalis Senior Harian Kompas menyebut, saat itu ada dua hingga tiga panser diterjunkan oleh aparat.

Mengetahui hal itu, masyarakat memberanikan diri mengadang meski tanpa membawa senjata.

Mahasiswa mencoba bertahan, namun saat itu terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat.

Tembakan demi tembakan dilayangkan ke arah mahasiswa maupun masyarakat.

Menurut keterangan Aktivis Mahasiswa 1998, Johny Muhammad, aparat saat itu sangat represif hingga mahasiswa yang berada di rumah sakit Polri dihajar oleh mereka.

Seorang mahasiswa Institut Teknologi Indonesia, Teddy Wardhani Kusuma, merupakan korban meninggal pertama pada hari itu.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved