Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi Afghanistan yang Cari Keadilan

Petugas Satpol PP membongkar tenda pengungsi Afghanistan yang saat ini tengah mencari keadilan di sekitar kawasan CIMB Niaga

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/GOKLAS WISELY
Tenda pengungsi Afghanistan yang menuntut untuk dipindahkan ke negara ketiga di sekitar Cimb Niaga, Jalan Imam Bonjol, Kota Medan, ditertibkan oleh pihak Satpol PP, Kamis (18/11/2021) (Tribun Medan/Goklas Wisely). 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Petugas Satpol PP Kota Medan membongkar paksa tenda pengungsu Afghanistan yang saat ini tengah mencari keadilan.

Tenda-tenda yang dipakai para pengungsi untuk menginap dibuka paksa karena dianggap melanggar aturan. 

"Sudah tiga minggu kami mendirikan tenda di sini untuk mengutarakan keinginan kami agar dipindahkan ke negara ketiga," kata Ali, seorang pengungsi kepada Tribun Medan, Kamis (18/11/2021). 

Ia menjelaskan, para pengungsi disuruh oleh pihak keamanan untuk kembali tinggal ke wisma yang sudah disediakan pihak imigrasi di Jalan dr Mansyur.

Baca juga: Menolak Untuk Dibubarkan Polisi, Pengungsi Afghanistan Gelar Aksi Berkemah di Depan Kantor UNHCR

Menurut Ali, mereka terpaksa melakukan aksi ini karena sudah lelah bertahan selama 10 tahun di Kota Medan.

"Karena kami tidak boleh kerja, tidak boleh bawa sepeda motor, serta lainnya. Selama 10 tahun kami di sini tidak bisa istirahat dengan tenang," ujarnya.

Dikatakannya, sampai saat ini belum ada pihak IOM yang datang ke tenda yang dibangun untuk dialog terkait tuntutannya. 

"Kami akan tetap tidur di sini meski tenda sudah diamankan. Bahkan tidur di tanah ini," sebutnya. 

Sebelumnya pengungsi Afganistan, Muhammad Juma Mohsini menjelaskan para pengungsi berkeinginan dipindahkan ke negara ketiga seperti Amerika.

Baca juga: Ingin Seperti Afghanistan, Irak dan ISIS Mati-matian Serang Tentara AS yang Tersisa di Negaranya

Karena negara Amerika adalah salah satu negara yang sudah menandatangani konvensi 1951.

Artinya menerima pengungsi yang tidak bisa hidup atau balik ke negara asal. 

Atas dasar itulah pihaknya berunjuk rasa ke konsulat Amerika.

Selama beberapa tahun ini, ia menyatakan pihaknya merasa menderita karena banyaknya tantangan untuk hidup yang dihadapi. 

"Sudah ada 14 orang bunuh diri dan di kota pekanbaru ada yang sampai jahit bibir karena stres," ucapnya.(cr8/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved