CHINA Kerahkan Kapal Perang ke Laut Natuna, Terang-terangan Ancam Indonesia Terkait Hal Ini

China berani mengirimkan surat protes diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Indonesia agar menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Blok Tuna.

Editor: AbdiTumanggor
Puspen TNI
Kapal patroli Bakamla RI KN Pulau Nipah 321 dilepas di dermaga Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, berlayar menuju daerah operasi Laut Natuna Utara. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Belakangan ini China telah berani terang-terangan mengancam Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak di ZEE Indonesia di Perairan Natuna Utara, yang juga dianggapnya sebagai wilayahnya berdasarkan klaim sepihak dash nine.

China berani mengirimkan surat protes diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Indonesia agar menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Blok Tuna, Natuna Utara yang dilakukan Harbour Energy.

Tindakan China yang berani melayangkan surat protes diplomatik diungkap anggota DPR Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, Muhammad Farhan.

"Jawaban kami sangat tegas, bahwa kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami," kata Muhammad Farhan seperti dilansir malaymail yang mengutip reuters, 1 Desember 2021.

Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya melihat situasi terkini Natuna
Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya melihat situasi terkini Natuna (Biro Setpres)

Namun seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan: "Setiap komunikasi diplomatik antar negara bersifat pribadi dan isinya tidak dapat dibagikan."

Dia menolak berkomentar lebih lanjut.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri China, Kementerian Pertahanan dan Kedutaan Besar China di Indonesia tidak bersedia memberikan keterangan.

Tiga sumber lain yang dikutip Reuters membenarkan adanya surat protes China tersebut.

Peta Laut China Selatan dimana paspor baru China memasukkan Natuna dalam wilayahnya
Peta Laut China Selatan dimana paspor baru China memasukkan Natuna dalam wilayahnya (Cfr.org)

Dua dari sumber ini mengatakan China berulang kali menuntut agar Indonesia menghentikan pengeboran di ZEE Indonesia tersebut.

Sebelumnya, China juga keberatan setelah Indonesia mengganti nama perairan ZEE Indonesia di Laut China Selatan dengan nama Laut Natuna Utara.

China mengklaim perairan ZEE Indonesia di Natuna Utara itu merupakan teritorialnya berdasar klaim sepihak dash nine. 

"(Surat itu) sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agenda sembilan garis putus-putus (dash nine) mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut," kata Muhammad Farhan.

Kapal induk Jepang JS Kaga berlatih bersama KRI John Lie-358 di Laut Natuna
Kapal induk Jepang JS Kaga berlatih bersama KRI John Lie-358 di Laut Natuna (TNI AL)

Muhammad Farhan memaklumi China adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi terbesar kedua, sehingga pemerintah Indonesia tetap diam untuk menghindari konflik atau pertikaian diplomatik dengan China.

Muhammad Farhan juga mengungkapkan, dalam surat terpisah, China juga memprotes latihan militer TNI Amerika Garuda Shield yang berlangsung Agustus lalu di Sumsel.

Latihan militer Garuda Shield, melibatkan 4.500 tentara dari Amerika Serikat dan Indonesia, merupakan acara rutin sejak 2009.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved