Banjir Hebat Melanda Madina

MENYASAR Banjir Madina, Walhi Sumut Ingatkan Kerusakan Ekologis

Jauh-jauh hari Walhi telah warning(memperingatkan) kepada pemerintah mengenai becana ekologis yang akan terjadi.

TRIBUN MEDAN/HO
BANJIR MADINA - Beberapa orang warga telihat sedang dievakuasi menggunakan mobil dan perahu karet selepas banjir hebat melanda Madina. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Manajer Kajian dan Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumut, Putra Septian mengatakan, kerusakan ekologis yang masif telah melatarbelakangi banjir yang terjadi di Kabupaten Mandaling Natal beberapa hari lalu.

"Jauh-jauh hari Walhi telah warning(memperingatkan) kepada pemerintah mengenai becana ekologis yang akan terjadi. Jadi kami tidak melihat hal ini murni karena tingginya intensitas curah hujan, namun kausalitas dari banjir yang terjadi di Madina" ujar Putra kepada Tribun Medan, Minggu (19/12/2021).

Kerusakan lingkungan kata Putra, berasal dari ramainya pertambangan dan perkebunan.

Hal itu telah mengakibatkan hilangnya daya tampung dan daya dukung lingkungan untuk menampung air.

Dari catatan Walhi, lahirnya industri ekstraktif di sekitar kawasan hutan Batang Toru telah mengakibatkan tutupan kawasan hutan semakin tergerus.

"Secara landscape kami melihat bagaimana keadaan hutan Batang Toru dan kawasan di Mandina saat ini tengah terancam karena aktivitas industri ekstraktif seperti tambangan, energi, baik itu yang mempunyai izin dan ilegal," tutur Putra.

Sebelumnya, banjir di Kabupaten Mandaling Natal, Sumatera Utara menyebabkan teramat banyak rumah dan ratusan hektare sawah milik warga terendam banjir.

Selain itu, banjir juga menyebabkan longsor dan putusnya jembatan penghubung.

Saat ini sejumlah jalan di Kabupaten Madina masih sulit diakses.

Pemkab Mandailing juga telah menetapkan status darurat bencana banjir dan tanah longsor pada Sabtu, 18 Desember 2021.

Hal tersebut dapat dilihat dari surat keputusan Bupati Mandailing Natal nomor : 360/0947/K/2021.

Berdarkan informasi yang dihimpun Tribun, sebanyak 16 Kecamatan dan 74 desa di Madina terendam air.

Banjir menggenangi rumah warga sejak Jumat (18/12/2021) semalam akibat luapan sungai Batang Gadis.

Kepala Kominfo Madina, M. Sahnan Pasaribu mengungkapkan kerusakan dan kerugian yang dialami akibat peristiwa banjir dan longsor.

"Total perhitungan sementara kerusakan dan kerugian sebesar Rp 107.522.280.000," katanya M. Sahnan.

Kerugian itu melingkupi sektor pemukiman, pertanian dan perkebunan.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved