Kripto
Akhir Tahun yang Menyedihkan Bagi Investor Kripto, Bitcoin Jatuh Paling Dalam ke US$ 48.000
Harga Bitcoin merosot dalam pada Rabu (29/12/2021). Harga Bitcoin jatuh menjadi US$ 48.000 per koin.
Pasar kripto memerah pada Selasa (28/11/2021), dengan harga Bitcoin terlempar dari zona US$ 50.000 dan sejumlah mata uang kripto utama jatuh dalam, hingga 9 persen.
Mengacu data CoinMarketCap, harga Bitcoin pada Selasa (28/11) nyaris menembus level US$ 52.000, persisnya US$ 51.956,33, sebelum jatuh ke level US$ 48.000.
Pukul 11.50, harga mata uang terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar itu bangkit ke US$ 49.021,27 tapi masih turun 3,81persen dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Harga Ethereum juga turun terlempar keluar dari zona US$ 4.000 ke US$ 3.918,45 atau turun 3,76 persen dibandingkan dengan posisi 24 jam sebelumnya.
Sementara harga Solana anjlok 6,19 persen ke US$ 188,03, harga Terra merosot 7,68 persen menjadi US$ 93,45, dan harga Polygon terjungkal 9,24 persen jadi US$ 2,61.
• CEO Indodax Optimistis Aset Kripto Bakal Menanjak Lagi, Meski Bitcoin Cs Cenderung Datar-datar Saja
• Perempuan Afghanistan Ternyata Sudah Mengenal Kripto Cukup Lama, Jadi Solusi Tekanan dari Taliban
Sedang harga mata uang kripto berbasis meme, Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing turun 5,43 persen menjadi US$ 0,1802 dan 5,12 persen ke US$ 0,00003637.
Pada Selasa, aktivitas perdagangan sebagian besar tidak terdengar, karena volume perdagangan Bitcoin di bursa kripto utama hanya sedikit lebih tinggi dibanding Senin (27/12/2021).
Padahal, saat pasar kripto memasuki akhir tahun, apa yang disebut sebagai pasokan sovereign Bitcoin, total aset yang disimpan di luar cadangan devisa, mencapai titik tertinggi sepanjang masa, menurut perusahaan data blockchain Glassnode.

Pertumbuhan pasokan sovereign Bitcoin datang karena kepemilikan pemegang jangka panjang meningkat 4,8 persen menjadi 74,8 persen dari total pasokan sovereign selama setahun terakhir, menurut Glassnode, seperti dikutip CoinDesk.