Dugaan Penyiksaan dan Pemerasan
Jawaban Kapolsek Medan Kota Soal Rumor Uang Dugaan '86' Dipakai Biaya Sekolah Kepolisian
Sudah dua orang tahanan Polsek Medan Kota meninggal dunia karena diduga dianiaya dan sempat diperas oknum penyidik
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Dua tahanan kasus narkotika di Polsek Medan Kota, masing-masing Aryes Prayudi Ginting dan Zailani meninggal dunia dalam kondisi tak wajar saat menjalani proses hukum.
Keduanya tewas diduga dianiaya dan sempat menjadi korban pemerasan oknum penyidik Polsek Medan Kota.
Aryes Prayudi Ginting meninggal dunia dalam kondisi lebam-lebam pada Minggu (23/8/2021) lalu, setelah sebelumnya ditangkap pada Selasa (4/8/2021) silam.
Menurut istri Aryes bernama Fitri, suaminya sempat dimintai uang Rp 25 juta oleh oknum penyidik.
Uang itu sebagai suap, agar Aryes dilepaskan.
Lantaran Fitri dan keluarganya tidak punya uang, mereka kemudian merelakan Aryes untuk diproses hukum.
Namun sayang, setelah Fitri dan keluarga tidak memenuhi permintaan penyidik Polsek Medan Kota, Aryes pun meninggal dunia dalam kondisi lebam-lebam.
Sementara dua teman Aryes bernama Cristian dan Rizky dibebaskan lantaran keduanya disebut sempat menyetor uang Rp 22 juta agar bebas.
Kemudian, nasib serupa juga dialami Zailani.
Warga Jalan Multatuli, Medan Kota ini awalnya ditangkap pada 11 Oktober 2021 lalu.
Selama ditahan di Polsek Medan Kota, Zailani mengaku disiksa menggunakan kayu.
Karena penyiksaan itu, kepala Zailani sempat bengkak-bengkak dan berdarah.
Bukan cuma disiksa saja, Zailani mengaku dirinya sempat dimintai uang Rp 25 juta oleh penyidik.
Uang itu sebagai suap alias '86', agar Zailani bisa dibebaskan.
Karena istri Zailani bernama Feni tidak punya uang, Zailani kemudian tetap diproses hukum dan dilimpahkan ke RTP Polrestabes Medan.
Di RTP Polrestabes Medan ini pula, Zailani kembali diduga mendapat penyiksaan.
Bahkan, Zailani juga diduga sempat diperas oleh sejumlah tahanan.
Pada 26 Desember 2021, Zailani yang sempat mengalami trauma fisik karena mengaku disiksa di Polsek Medan Kota, ditambah lagi mendapat kekerasan fisik di RTP Polrestabes Medan, akhirnya meninggal dunia.
Terkait kasus ini, rumor berkembang di lapangan, maraknya aksi dugaan pemerasan oleh penyidik Polsek Medan Kota disebut-sebut atas perintah Kapolsek Medan Kota, Kompol Rikki Ramadhan.
Isu miring merebak, bahwa dugaan upaya pemerasan ini dilakukan untuk mencari dana guna biaya sekolah kepolisian Kompol Rikki Ramadhan.
Guna mengonfirmasi kebenaran ini, Tribun-Medan.com sempat bertanya langsung pada Kompol Rikki Ramadhan.
Namun Kompol Rikki Ramadhan membantah kabar miring itu.
"Aduh, enggak ada loh mas, coba mas koordinasi ke Kanit (Res) deh ya," kata Rikki kepada Tribun-Medan.com, Kamis (30/12/2021).
Disinggung lebih lanjut soal adanya dugaan penyiksaan terhadap tahanan yang tidak mampu menyetor sejumlah uang, Rikki pun enggan menjelaskan.
"Enggak ada mas. Silakan mas bisa dicek ke Kanit Res biar ditunjukan data saat sudah diantarkan ke RS," tuturnya.
Sebelumnya, Zailani, tahanan narkoba yang tewas mengenaskan sempat mengaku disiksa di Polsek Medan Kota.
Hal itu disampaikan Zailani pada istrinya bernama Feni.
Menurut Feni, setelah ditangkap dalam kasus narkoba pada 11 Oktober 2021 lalu, Zailani ditahan di sel Polsek Medan Kota.
Baca juga: NGERI Sudah 2 Tahanan Polsek Medan Kota Meninggal dengan Kisah yang Sama, Diduga tak Setor Uang 86
Ketika Feni menemui suaminya, ia melihat suaminya itu dalam kondisi lemas.
"Waktu saya jenguk dia di Polsek Medan Kota, dia (Zailani) jalan sudah tergopoh-gopoh, bajunya sudah koyak," kata Feni berusaha menahan tangis, Kamis (30/12/2021).
Baca juga: Ini Komunikasi Terakhir Tahanan Polsek Medan Kota yang Tewas, Sempat Minta Uang Kebersamaan
Lantaran sedih melihat kondisi suaminya, Feni sempat bertanya apa yang terjadi.
Saat itu Zailani mengaku telah disiksa di dalam sel tahanan menggunakan kayu.
"Di ruangan itu aku disiksa, sambil nunjuk (sel tahanan). 'Orang ini yang nyiksa aku, dada ku sesak," kata Feni menirukan perkataan suaminya itu.
Namun, Zailani tak sempat menyebutkan nama-nama orang yang menyiksa dirinya.
Zailani juga tampak ketakutan saat bicara dengan istrinya.
"Dia bilang kepala dipukul pakai kayu, saya pegang kepalanya ada benjolan, ada bekas darah kering di kepalanya juga waktu saya pegang itu," kata Feni.
Bukan cuma disiksa, Zailani juga sempat dimintai uang Rp 25 juta.
Adapun yang meminta uang itu adalah penyidik Polsek Medan Kota.
Uang itu sebagai imbalan, agar Zailani bisa dibebaskan.
Sayangnya, karena Zailani tak punya uang, dia kemudian dikirim ke RTP Polrestabes Medan.(cr11/tribun-medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kompol-Rikki-Ramdhan-Medan-Kota.jpg)