Breaking News

POPULER Video Bentrok TNI dengan Warga Seituan Pantai Labu, Saling Klaim Lahan 65 Hektare

Viral video kericuhan antara aparat TNI dengan warga Desa Seituan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Selasa, (4/1/2022).

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Salomo Tarigan
Tangkapan Layar/YouTube
Kericuhan TNI dan warga di area lahan persawahan Desa Seituan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang 

TRIBUN-MEDAN.com - Berita Populer Tribun-Medan.com, Viral video bentrok antara aparat TNI dengan warga Desa Seituan Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang, Selasa, (4/1/2022).

 Pihak TNI kembali mengklaim lahan persawahan yang dikuasai oleh masyarakat adalah milik Pusat Koperasi Angkatan Darat (Puskopad) A Dam I/BB.

Kericuhan itu direkam, diunggah dan sontak viral di media sosial.    

Kejadian disiarkan secara langsung oleh salah satu petani lewat akun Facebook bernama "Samarya Uyee Samarya Parbellakk".

Informasi yang dihimpun, keributan terjadi karena saat itu pihak TNI AD melakukan pemasangan plang di lokasi tersebut.

Kericuhan yang awalnya terjadi di jalan desa lama kelamaan sampai memasuki area persawahan.

Baca juga: POPULER Video Bentrok TNI dengan Warga Seituan Pantai Labu, Saling Klaim Lahan 65 Hektare

Beberapa personel TNI terlihat berlumpur karena terlibat keributan dengan masyarakat di area persawahan yang baru beberapa hari ditanami.

" Tolong....tolong kami. Tuhan Tolong kami masyarakat dipukuli," ucap pemilik akun Facebook tersebut sembari menayangkan video siaran langsung.

Konflik yang terjadi ini ternyata sudah lama terjadi dan sampai saat ini kedua belah pihak masih mengklaim masing-masing kepemilikan.

Kepala Desa Seituan, Parningotan Marbun menyebut pihak Puskopad sudah lama meminta agar warga mengosongkan lahan pertanian seluas 65 hektare.

Disebut masyarakat tidak mau bergeser lantaran lahan sudah dikuasai dari zaman kakek neneknya.

"Sesudah jadi bandara ini mereka ngaku-ngaku HGU nya ini. Dulu-dulu nggak pernah diperdebatkan dijaman kakek saya. Semenjak ada bandara ininya seperti ini," ucap Parningotan Marbun.

Ia mengaku sangat menyayangkan kericuhan yang terjadi pada Selasa pagi.

Disebut dalam kejadian itu tiga anak-anak juga menjadi korban.

Ia menyebut karena dipijak oknum TNI korban pun harus dibawa berobat.

"Anak-anak masih SMP dan 13 tahun jadi korban. Karena masyarakat saya dipijak ya saya juga nggak terima. Ini kita mau ngadu ke Komnas Perlindungan Anak juga ini supaya tahu Bapak Aris Merdeka Sirait. Ya saya nggak tahu kenapa bisa sampai gitunya kali, ya mungkin emosi TNI nya," kata Parningotan.

Ia mengaku tidak melihat langsung peristiwa kericuhan karena saat itu ia sedang mengikuti rapat di Polresta Deliserdang.

Saat itu dirinya langsung mendapat telpon terus dari masyarakat.

Setelah dirinya datang pihak Puskopad TNI AD pun sudah tidak ada lagi di lokasi.

"Kalau sudah diginiin masyarakat saya yang jelas perlu hukum bertindak karena sudah melampaui pemerintah desa mereka bertindak. Sudah dari dulunya dikuasi masyarakat tanah itu. Ada 160an orang juga itu masyarakat yang punya selama ini," kata Parningotan.

Disebut masyarakat tidak bersedia meninggalkan lokasi karena 98 persen adalah bekerja sebagai petani. Hanya dua persen saja masyakatnya yang bekerja sebagai nelayan. Ia menyebut sebelum pihak TNI bertindak sudah seharusnya berkodinasi dulu dengan Pemerintah Desa.

"Apapun ceritanya harus kordinasi dulu baru bertindak. Saya Kepala desa pernah memang diundang cuma saat itu mereka maunya harus mereka yang punya tanah sementara masyarakat ini menyewa sama mereka. Kapan mereka butuh bisa diambil. Minta Supaya dikosongkan masyarakat mana mau," katanya.

Baca juga: Dulu Coret Anaknya di KK, Nasib Bambang Pamungkas di Tangan Polisi, Proses Aduan Mantan Istri Siri

Sementara itu, Kasi Media Online Mayor Inf Masniar saat dikonfirmasi Tribun Medan menyatakan pihaknya masih mendalami kebenaran informasi tersebut.

"Info sementara tadi ada pemasangan patok lahan puskopad memang, masyarakat yg ribut keras duluan tapi kita tunggu aja lagi nanti ya," demikian tulis Mayor Inf Masniar lewat layanan perpesanan instan WhatsApp.

Baca juga: KABAR TERBARU China Kurung 1 Juta Warganya, Berlakukan Lockdown Setelah Covid-19 Mulai Menyebar Lagi

(dra/tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved