Breaking News

TERKAIT BOM BALI: Jika Hambali Membusuk di Guantanamo, Begini Nasib Rekannya Disidang di Jakarta

Tragedi mengenaskan pengeboman di Bali yang terjadi tahun 2002 silam masih menyisakan getir dan duka bagi banyak pihak.

Editor: AbdiTumanggor
The Star
Hambali alias Riduan Isamuddin alias Encep Nurjaman. 

Zulkarnaen akhirnya ditangkap setelah polisi melacak pria yang menyembunyikannya, sesama buronan Upik Lawanga.

Upik Lawanga buron karena merakit bom bunuh diri yang digunakan untuk membunuh sembilan orang di hotel Marriot dan Ritz-Carlton Juli 2009.

Terus diburu oleh pemerintah, terlebih setelah munculnya Negara Islam (ISIS), Jones mengatakan JI terus bertahan.

Namun bukan menjadi organisasi teroris, melainkan sebagai budaya yang akar keluarganya kembali ke gerakan Darul Islam tahun 1950-an.

Gerakan ini penganut kawin-silang, dan anak-anak mereka pergi ke sekolah yang sama, kemudian kegiatan olahraga dan aktivitas sosial lainnya dilakukan sendiri.

Selama 5 tahun terakhir mereka terlibat dalam demonstrasi politik ketika mereka ingin mendirikan negara Islam.

Negara Islam merupakan tujuan awal JI tapi setelah berhasil menghubungi Osama bin Laden, tujuan mereka berubah untuk membangun khilafah di Asia Tenggara, yang mengumpulkan para ekstrimis di Singapura, Malaysia, serta Filipina.

Hambali Pelaku Bom Bali 2 diadili di Pengadilan Militer Amerika Serikat.
Hambali Pelaku Bom Bali 2 diadili di Pengadilan Militer Amerika Serikat. (ISTIMEWA)

Sosok Hambali Masih di Guantanamo

Sosok yang disebut sebagai "otak" serangan teror bom di Bali, Oktober 2002, dan beberapa serangan bom lainnya, Hambali, dilaporkan mulai dihadirkan dalam persidangan pertama militer Amerika Serikat, Senin (30/8/2021) lalu.

Pria yang bernama asli Encep Nurjaman itu akan menghadapi dakwaan resmi di depan komisi militer AS di Teluk Guantanamo.

Hambali — salah-seorang pimpinan organisasi teroris Jemaah Islamiyah — ditangkap dalam operasi gabungan CIA-Thailand di Ayutthaya, Thailand, 14 Agustus 2003, ketika dalam pelarian.

Setelah ditahan di beberapa penjara rahasia milik CIA, dia akhirnya dipindahkan ke Guantanamo pada September 2006.

Upaya Indonesia untuk membawanya pulang saat itu tidak membuahkan hasil, meskipun tim penyidik kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) belakangan diizinkan untuk memeriksanya di Guantanamo.

Pria kelahiran 1964 asal Cianjur, Jawa Barat, ini diyakini sebagai penghubung Jemaah Islamiyah (JI) dan organisasi teroris Al Qaeda di Asia Tenggara.

Selain disebut sebagai perancang serangan bom Bali 2002, dia dianggap bertanggung jawab dalam serangan serentak beberapa gereja di tujuh kota di Indonesia pada malam Natal, akhir 2020 lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved