Breaking News

TERKAIT BOM BALI: Jika Hambali Membusuk di Guantanamo, Begini Nasib Rekannya Disidang di Jakarta

Tragedi mengenaskan pengeboman di Bali yang terjadi tahun 2002 silam masih menyisakan getir dan duka bagi banyak pihak.

Editor: AbdiTumanggor
The Star
Hambali alias Riduan Isamuddin alias Encep Nurjaman. 

Zulkarnaen juga memiliki tanggung jawab yang sama dengan pendiri kelompok tersebut, Abu Bakar Ba'asyir.

"Ba'asyir didekati dan diberitahu bahwa sesuatu sedang direncanakan," ujar pakar terorisme Sidney Jones, yang telah menelusuri JI dari awal mula.

"Ia mengatakan 'lakukan apa yang harus kamu lakukan,' yang diartikan sebagai tanda persetujuan Ba'asyir."

Ba'asyir yang kini berusia 82 tahun dulunya dipenjara 5 tahun sejak 2005 karena perannya dalam pengeboman tersebut, yang membunuh 88 turis Australia.

Namun pemerintah Australia dan keluarga korban kecewa karena vonis tersebut dibatalkan di tingkat banding.

Tahun 2011, Ba'asyir dijatuhi hukuman penjara 15 tahun karena pendanaan pusat pelatihan teroris di provinsi Aceh.

Ia kemudian dilepaskan pada Januari 2020 setelah menerima remisi atas perilaku baik.

Zulkarnaen, yang nama aslinya Aris Sumarsono, juga dicurigai memerankan peran dalam pengeboman bunuh diri Hotel Marriott di tahun 2003 dan 2009 di Jakarta yang membunuh 21 orang, serta pengeboman Bali kedua pada 2005 di Kuta dan Jimbaran yang membunuh 23 orang.

Aris Sumarsono atau Zulkarnaen, dalang <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/bom-bali' title='Bom Bali'>Bom Bali</a> I bersama <a href='https://medan.tribunnews.com/tag/hambali' title='Hambali'>Hambali</a>

Aris Sumarsono atau Zulkarnaen, dalang Bom Bali I bersama Hambali.

Sumber intelijen saat itu mengatakan mereka memiliki beberapa keraguan jika Zulkarnaen berada di balik serangkaian serangan di Jakarta dan Bali serta membuat aksi keamanan dilakukan di semua hotel dan bangunan-bangunan publik yang masih berlaku sampai saat ini.

Pelaku serangan-serangan tersebut, pembuat bom Malaysia Azahari bin Husin (47) dan Noordin Mohammad Top (41) dengan cepat menjadi target perburuan Densus 88 di sepanjang Pulau Jawa.

Azahari dibunuh di persembunyiannya di gunung dekat Malang, Jawa Timur, pada November 2005.

Sedangkan Noordin M Top dan tiga teroris lain meledakkan diri sendiri setelah dikepung di sebuah desa dekat dengan kota Solo, empat tahun setelah Azahari tewas.

Masih tidak jelas bagaimana Zulkarnaen berhasil lolos dari pengawasan Densus 88 untuk waktu yang sangat lama.

Dibentuk dengan bantuan AS dan Australia setelah ledakan teroris 2002, Densus 88 melanjutkan untuk menangani para militan walaupun pandemi Covid-19 berlangsung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved