Tagihan Rumah Sakit Sampai Rp 100-an Juta, Pasien Butuh Uluran Tangan, BPJS Kesehatan Terkendala
Syafira Hanum (8), bocah asal Kabupaten Langkat ini membutuhkan uluran tangan dermawan. Ia yang mengidap penyakit usus buntu
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Syafira Hanum (8), bocah asal Kabupaten Langkat ini membutuhkan uluran tangan dermawan. Ia yang mengidap penyakit usus buntu kini menjalani perawatan intensif medis di RS Royal Prima.
Sudah dua pekan ia mendapat perawatan intensif total di RS Royal Prima.
Tak ada yang bisa dilakukan bocah perempuan ini selain diam dan berbaring lemah.
Badan Syafira tambah kurus dikarenakan ia sulit untuk makan.
Baca juga: AKHIRNYA Dokter Jadi Tersangka, Kasus Suntik Vaksin Kosong ke Siswi di Medan, Ini Ancaman Hukumannya
Bahkan bocah yang awalnya ceria ini perlahan kehilangan keceriaannya.
Ia merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasangan Naseb (45) warga Lingkungan XII Pasar Padi, Desa Pekan Selesai Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.
Ditemui di ruangannya, Syafira hanya mampu memandangi siapa yang datang. Aktivitasnya hanya menonton televisi di atas tempat tidurnya.
Sudah lama ia tak merasakan bermain bersama teman-temannya di kampung halaman.
Namun rasa kangennya akan kampung halaman harus ditunda dikarenakan ia yang sudah diperbolehkan pulang namun terganjal dengan biaya perobatan.
Ditemui Tribun Medan pada Sabtu (29/1/2022), orangtua Syafira, Naseb mengatakan bahwa total rumah sakit yang harus dibayar Rp 130 juta.
Ia pun mengaku kebingungan bagaimana cara untuk menutupi biaya rumah sakit.
BPJS dari pemerintah yang awalnya ia miliki ternyata tidak dapat digunakan, sehingga ia harus masuk dalam kategori pasien umum.
"Kalau biaya Rp 130 juta yang harus ditutupi untuk rumah sakit saja. Ini saya sudah gak tahu bagaimana cara membayarnya. Anak saya sudah diperbolehkan pulang namun terkendala administrasi," katanya.
Naseb mengatakan awalnya anaknya menjalani operasi usus buntu, namun sudah dilakukan tiga kali operasi.
"Sudah tiga kali operasi. Dan sekarang kalau untuk buang air besar ia harus dari samping perutnya pakai kantongan. Nah biaya pascadari rumah sakit ini juga saya bingung. Karena untuk kembali ke saluran pencernaan lamanya harus ia berusia 19 tahun. Kurang lebih 11 tahun yang akan datang buang airnya melalui kantung plastik. Sementara biaya beli kantung plastik itu tidak murah," bebernya.