News Video
KISAH SEDIH Pembantu Asal NTT, Diusir Majikan Cuma Gara-gara Salah Pakai Handuk
Seorang pembantu rumah tangga diusir dan diterlantarkan oleh majikannya di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
KISAH SEDIH Pembantu Asal NTT, Diusir Majikan Cuma Gara-gara Salah Pakai Handuk
TRIBUN MEDAN.COM, MEDAN - Seorang pembantu rumah tangga diusir dan diterlantarkan oleh majikannya di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.
Anggela Mariti Ili, warga Dusun Fatuleno A, Desa Fohoeka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Nusa Tenggara Timur itu, saat ini sedang berada di Yayasan Putri Hati Kudus di Jalan Anggrek Raya, Kota Medan.
Gadis 21 tahun itu, menceritakan kronologis dirinya mengapa bisa sampai ke Kota Medan.
Awalnya, ia ditawarkan kerja oleh salah satu yayasan yang berada di ibu Kota Jakarta untuk menjadi asisten rumah tangga, pada Jumat (21/1/2022) lalu.
"Pertama saya ada kenalan di Facebook, diajak kerja di Jakarta, dari kampung saya ke Kupang naik bus, sampai di Kupang ke Maumere, sampai di Maumere, baru berangkat ke Jakarta," kata Anggela kepada tribun-medan, Selasa (1/2/2022).
Anggela mengatakan, setibanya di salah satu yayasan di Jakarta bersama dengan tiga orang rekannya, ditawarkan untuk bekerja di luar pulau Jawa.
"Sampai di Jakarta, saya dengan dua teman lainnya di berangkatkan ke berbagai daerah, saya ke Medan, satu ke Pekanbaru dan satu ke Tanjung Balai," sebutnya.
Lalu, ia bersama dengan temannya pun terpisah. Setibanya di Bandara Kualanamu dia dijemput oleh adik majikannya dan dibawa pergi menuju rumah majikan yang dirinya juga tidak mengetahui alamatnya, pada Senin (24/1/2022) lalu.
"Sampai di rumah majikan, saya langsung disuruh kerjaan. Handphone saya diambil, saya minta untuk menghubungi keluarga juga tidak dikasih," ucapnya.
Ia mengatakan, saat itu dirinya hanya bisa pasrah dan menangis karena tidak diberi izin untuk menghubungi keluarga nya.
Di sana, di dalam rumah itu ia pun sempat dimarahin oleh majikannya lantaran salah memakai handuk.
Kemudian, beberapa hari kerja di rumah majikan itu, ia pun disuruh untuk membungkus barang-barangnya dan diusir dari rumah tersebut.
"Pagi kemarin saya bangun kerja, habis itu selesai kerja disuruh masukan baju ke tas disuruh saya berangkat ke bandara. Di rumah itu empat hari saya. Saya sempat dibentak - bentak sama majikan, saya salah pakai handuk," ujarnya.
Setelah diusir, dirinya hanya diberikan ongkos taksi menuju bandara Kualanamu, dan tidak diberikan ongkos tiket pesawat.
"Waktu diusir itu, handphone dikasih sama majikan. Dikasih uang ongkos taksi Rp 200 ribu, ongkos pesawat tidak dikasih, katanya bapak yayasan yang mau ngasih," ucapnya
Setibanya di bandara ia pun panik, dan sempat menghubungi pihak yayasan di Jakarta. Ia juga sempat menelpon temannya yang berada di Tanjung Balai.
"Saya hubungi bapak yayasan waktu di bandara. Bapak yayasan telpon temannya, tapi temannya lagi sibuk kerja. Saya tunggu-tunggu saya hubungi teman saya, lalu teman saya ngubungi seorang suster, lalu suster ini ngasih nomor saya ke suster yang ada di Medan," katanya.
Kemudian, ia pun dihubungi oleh salah seorang suster bernama Imakulata dan langsung dijemput ke Bandara Kualanamu.
"Suster Ima nelpon saya, lalu dia jemput saya ke bandara dan dibawa kemari," ujarnya.
Sesampainya di Yayasan Putri Hati Kudus di Jalan Anggrek Raya, Kota Medan, Anggela mencoba menghubungi pihak keluarga.
Dari pengakuan pihak keluarga, mereka dimintai ganti rugi oleh pihak yayasan yang ada di Jakarta itu uang tunai sebanyak Rp 5 juta.
"Jadi kakak yang nawarin saya kerja itu datang ke rumahn, minta uang ganti rugi kepada keluarga sebanyak Rp 5 juta. Memang sebelum bekerja saya ada menandatangani surat, tapi tidak tahu isi suratnya apa," pungkasnya.
(cr11/tribun-medan.com)