News Video
PENDETA HKBP Tanjung Mulia Akan Tempuh Jalur Hukum Soal Viral Ricuh Pemberkatan Pernikahan
"Kami akan menempuh jalur hukum, karena kami telah dirugikan dengan penggiringan opini,"ujar Pendeta Ojak Sihite, Selasa (1/2/2022).
Penulis: Tria Rizki | Editor: Victory Arrival Hutauruk
Persoalan pun diketahui Siregar.
Ketika itu, Ema Sitorus bersama ayah Yanti marga Simanjuntak keberatan akan dilangsungkan pemberkatan.
Pada malam itu, Ema Sitorus meminta agar kekuarga calon pengantin laki-laki datang ke rumahnya untuk adat penghormatan terhadap Ayah Tiri Yanti dan dirinya.
Sementara orang tua calon pengantin laki-laki tidak bersedia datang, karena tuntutan adat yang dikehendaki Ema Boru Sitorus telah salah.
Alasannya orang tua calon pengantin perempuan sudah menikah dengan marga Simanjuntak.
Pun begitu, bila mempelai wanita tersebut menempatkan posisinya sebagaimana mestinya pada kelompok Marga Nainggolan demi Yanti Putrinya, pihak pengantin laki-laki bersedia datang.
Kemudian, pertemuan berikut akhirnya dipertemukanlah keluarga calon pengantin perempuan dengan STM pihak pengantin laki-laki.
Lalu ditemukanlah kesepakatan pada pertemuan itu.
Intinya pihak ibu calon pengantin perempuan tidak lagi berniat menggagalkan pemberkatan.
Akan tetapi, pada hari pernikahan 29 Januari 2022 Pukul 08 Pagi pihak keluarga calon pengantin perempuan sudah hadir didepan Gereja HKBP Tanjung Mulia.
Ibu pengantin perempuan bersama ayah tirinya itu pun dinilai membuat kericuhan.
"Ibu pengantin itu datang bersama Simanjuntak dengan maksud membuat rusuh acara pemberkatan itu dan makin dekat acara pemberkatan maka semakin banyaklah orang yang berdatangan. Pada intinya yang buat ribut itu adalah ibu mempelai wanita dan rombongannya,"ujar Siregar.
Menurut Siregar, Ema Sitorus yang merupakan ibu mempelai perempuan ini dari awal sudah berniat menggagalkan atau mengacaukan pemberkatan.
"Dan sudah sengaja mau mempermalukan pihak Gereja. Hal ini dapat kita lihat dengn sengaja membuat Skenario video viral di Sosmed, an pada saat direkam kelihatanlah gaya memaki, menjelek-jelekkan gereja, dan berteriak dengan dalih mau menemui borunya memberi ucapan selamat,"terang Siregar.
Merespon hal itu, pihak gereja dan pihak keluarga mempelai laki-laki maupun keluarga besar Nainggolan tidak mengijinkan.