Rusia vs Ukraina
DONALD TRUMP Sebut Vladimir Putin Cerdas dan Joe Biden Lemah, Kini Singgung Giliran China-Taiwan
Perang Rusia-Ukraina ternyata ikut menyeret polemik perseteruan China-Taiwan. Hal itu disampaikan Donald Trump
Trump menyebutnya sebagai seorang “jenius” karena berhasil mengerahkan pasukan ke Ukraina dengan kedok “garda perdamaian”.
“Ini adalah pria yang sangat cerdas,” ucap Trump, dilansir dari Yahoo News, Jumat (25/2/2022).
Lagi-lagi Joe Biden dipermalukan Putin. Bagiamana tidak? Di saat Joe Biden menjadi wakil Presiden Obama, pernah berhadapan dengan Putin.
Di mana Federasi Rusia mengambil paksa wilayah keseluruhan semenanjung Krimea pada tahun 2014.
Banyak negara di dunia menentangnya. Namun Putin tidak perduli. Buktinya tidak ada masalah hingga saat ini. Dunia (PBB) hanya mengecam, tapi tidak ada tindakan nyata.
Bahkan sekarang giliran Ukraina, dunia lagi-lagi hanya mengecam dan bersuara dari video. Tidak ada tindakan nyata, baik dari AS maupun dari NATO (Negara-negara Barat).
Hal ini menyiratkan bahwa baik Biden maupun Obama lemah dalam hal kebijakan luar negeri. Sementara, ketika Trump menjabat sebagai Preside AS, ia terlibat beberapa urusan Taiwan, terutama dalam hal ekspansi militer.
Trump melakukan sejumlah upaya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Taiwan, termasuk menerima telepon ucapan selamat dari presiden Taiwan atas kemenangannya, dan transaksi senjata miliaran dolar dengan militer Taiwan.
Di bawah pemerintahannya, kantor perwakilan baru senilai USD255 juta (sekitar Rp3,6 triliun) dibuka di Taipei.
Bersamaan dengan itu, Trump mengimplementasikan sikap agresif terhadap perdagangan Tiongkok dengan memberlakukan tarif.
Tiongkok dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak 1949, ketika komunis mengambil alih Tiongkok dalam perang saudara.
Hingga kini, Taiwan terus menyatakan kemerdekaannya, namun Tiongkok masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dengan status “satu negara, dua sistem”.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying kembali menegaskan bahwa Taiwan “Satu Tiongkok”.
Ancaman Putin pada Negara-negara Barat
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan ancaman terhadap negara yang hendak membantu Ukraina.
Setelah dua hari masa invasi, dalam laporan militer Rusia disampaikan bahwa mereka telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina, Kamis (24/2/2022) waktu setempat.
Kremlin mungkin tidak menganggap pembangkit listrik tenaga nuklir itu hanya sebagai aset militer, tetapi lokasi bencana 1986 berlokasi strategis antara Belarus dan ibukota Ukraina, Kyiv.
Chernobyl, merupakan lokasi bencana nuklir 1986 yang mematikan. Penguasaan Chernobyl akan jadi lonceng alarm bagi Dunia Barat (Amerika Serikat dan sekutunya), ketika pasukan Rusia merebut pembangkit listrik yang dinonaktifkan itu pada dini hari saat invasi ke Ukraina pada Kamis.
Mengapa Rusia menjadikan gurun radioaktif itu sebagai salah satu target pertamanya di Ukraina?
Jawaban lengkap dan pasti mungkin hanya diketahui oleh para pejabat tinggi di Moskow. Namun situs itu kebetulan terletak strategis di salah satu jalur paling langsung atau pendek ke Kyiv, ibukota Ukraina.
"Lokasi itu penting karena di mana berada startegis," kata pensiunan Letnan Jenderal Ben Hodges, mantan komandan Angkatan Darat AS Eropa, dalam sebuah wawancara. "Jika pasukan Rusia menyerang Kyiv dari utara, Chernobyl ada di sana."
(*/tribun-medan.com)