Perang Rusia Ukraina
Pengantin Baru Ukraina Ini Langsung Angkat Senjata, Menikah Diiringi Suara Bom dan Sirene
Sepasang suami istri dari Ukraina mengangkat senjata dan bergabung dalam pertarungan beberapa jam setelah upacara pemberkatan.
TRIBUN-MEDAN.com - Sepasang suami istri dari Ukraina yang menikah di tengah suara bom yang menghantam negara mereka, akhirnya mengangkat senjata dan bergabung dalam pertarungan beberapa jam setelah upacara pemberkatan.
Yaryna Arieva dan Sviatoslav Fursin dengan cepat menyelesaikan pernikahan mereka yang diadakan saat sirene serangan udara berbunyi. Mereka kemudian menuju ke Pusat Pertahanan Teritorial setempat untuk membantu upaya memerangi invasi Rusia.
Pasangan yang bersemangat itu menikah dalam upacara pernikahan tradisional dimana pengantin wanita mengenakan hiasan kepala bunga yang indah dan perhiasan.
Tapi foto berikutnya sangat kontras, saat pasangan itu mengacungkan senjata mereka sambil berpelukan berdampingan.
Foto-foto yang beredar di Twitter itu mendapat hampir 10.000 suka karena banyak yang memuji keberanian mereka dan mengutuk perang.
"Doa agar mereka bisa pulang tanpa cedera dan memberi tahu anak-anak mereka di masa depan bahwa mereka berjuang untuk negara mereka. Orang-orang pemberani."
Yang lain berkata: "Pasangan yang membunuh (slays) bersama tetap (stays) bersama."
Presiden Ajak Warga Berperang
Presiden Zelenskyy dari Ukraina sebelumnya telah meminta semua orang yang mampu berjuang, untuk tetap tinggal dan melindungi kebebasan rakyat Ukraina.
Ia memerintahkan agar semua pria berusia 18-60 tetap di belakang untuk melawan invasi Rusia, tetapi banyak yang bergabung dengan ribuan wanita dan anak-anak mencoba melarikan diri.
Stasiun kereta penuh sesak dengan warga yang berusaha meninggalkan negara itu, dengan petugas melepaskan tembakan untuk mengendalikan kerumunan.
Presiden Zelenskyy tetap menentang, menolak untuk meninggalkan Kyiv, meskipun mengklaim bahwa dia adalah target musuh "nomor satu" Rusia.
Ia telah memposting sejumlah pesan televisi selama dua hari terakhir, mengkhawatirkan keselamatan keluarganya, tetapi bersikeras dia akan tetap di ibu kota.
Dia bahkan dilaporkan menolak tawaran dari Presiden AS Joe Biden untuk mengevakuasinya dengan aman dari Ukraina.
"Pertarungan ada di sini; saya butuh amunisi, bukan tumpangan", menurut seorang pejabat senior intelijen Amerika yang mengetahui langsung percakapan tersebut."
