Rusia vs Ukraina
SETELAH Rusia Kuasai Reaktor Nuklir Chernobyl, AS dan NATO Tegaskan Tak Mau Kirim Militer ke Ukraina
Tepatnya pada tanggal 26 April 1986, reaktor nomor empat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl yang terletak di Pripyat, Ukraina, Meledak.
Rusia, Ukraina, dan Belarusia terbebani dengan dekontaminasi terus menerus dan biaya kompensasi bulanan akibat bencana Chernobyl tersebut.
Bencana Chernobyl ini pun telah difilmkan yang ditulis oleh Craig Mazin dan disutradarai oleh Johan Renck.
Film ini dibuat atas kerja sama televisi kabel AS HBO dan televisi kabel Britania Sky. Seri ini tayang perdana di Amerika Serikat dan Britania Raya pada tanggal 6 Mei 2019 lalu.
*Presiden Rusia Vladimir Putin: Senjata Nuklir Taktis di Ukraina Ancaman bagi Rusia*
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dalam Konferensi Keamanan Munich (Muenchen) pada 19 Februari lalu bahwa negaranya bisa saja mempertimbangkan kembali status non-nuklir berdasarkan Memorandum Budapest 1994.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (24/2/2022), seorang Profesor di Institute of Foreign Service of the Nation (ISEN) dan mantan Profesor di Escuela Superior de Guerra Argentina, Alberto Hutschenreuter mengatakan bahwa kata-kata Presiden Ukraina itu sangat mengganggu.
Karena itu berarti keamanan akan bergantung pada pembangunan militer strategis, yang pasti terdengar sangat berbahaya bagi Rusia.
"Ini berarti nuklirisasi dilihat sebagai opsi dari sudut pandang keamanan nasional," kata Hutschenreuter.
Ini adalah pesan yang sangat berbahaya, pernyataan Zelenskyy terlihat tidak berkontribusi untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia.
Bahkan, jelas Hutschenreuter, pernyataan Preside Zelenskyy itu juga tampak seperti peringatan bagi AS dan NATO untuk memaksa aliansi itu terus mengambil langkah-langkah dalam menerima Ukraina masuk ke dalam jajarannya.
Perlu diketahui, menyusul runtuhnya Uni Soviet, Ukraina memang menjadi rumah bagi cadangan nuklir terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Rusia.
Namun, Deklarasi Kedaulatan Negara Ukraina pada 1990 telah memperjelas bahwa negara baru itu 'mematuhi 3 prinsip bebas nuklir, yakni tidak menerima, memproduksi, dan membeli senjata nuklir'.
Lalu pada 5 Desember 1994, Ukraina, Belarus dan Kazakhstan diberikan akses ke Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir di bawah Memorandum Budapest yang ditandatangani oleh Rusia, AS, dan Inggris pada konferensi OSCE di Hongaria.
Berdasarkan perjanjian tersebut, 3 republik pasca-Soviet menyerahkan persenjataan atom yang dikerahkan oleh Uni Soviet di wilayah masing-masing, dengan imbalan jaminan keamanan dari 3 kekuatan nuklir utama.
"Saya memulai konsultasi dalam rangka Memorandum Budapest. Jika itu tidak terjadi lagi atau hasilnya tidak menjamin keamanan bagi negara kami, Ukraina berhak untuk percaya bahwa Memorandum Budapest tidak berfungsi dan semua keputusan paket tahun 1994 diragukan," kata Zelenskyy.
Sementara itu, seorang analis hubungan internasional Iran dan pakar masalah nuklir, Hassan Beheshtipour mengatakan Zelenskyy seharusnya mempelajari isu-isu yang berkaitan dengan perjanjian non-proliferasi nuklir 1994 secara lebih baik.