Pupuk Langka

PUPUK LANGKA, Tiga Siswa SD Bertopi Caping Demo ke Kantor Gubernur Sumut Minta Ini ke Edy Rahmayadi

Tiga siswi SD bertopi caping menjadi sorotan lantaran ikut melakukan demo ke kantor Gubernur Sumut

Editor: Array A Argus
HO
Tiga siswi SD bertopi caping ikut demo ke kantor Gubernur Sumut berkaitan kelangkaan pupuk di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun, Selasa (1/3/2022).(HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Puluhan petani dari Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun yang tergabung dalam Kelompok Tani Ombudsman menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro Medan, Selasa (1/3/2022).

Mereka mengeluhkan harga pupuk subsidi yang mahal dan mengakibatkan gagal panen dan merugi.

Dalam aksi kali ini, tiga siswi SD bertopi caping turut meminta perhatian Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi

Mereka tampak memegang mik, lalu menyampaikan keluhannya.

Baca juga: Kisah Mayat Manusia di Korut Tidak Dimakamkan, Justru Dijadikan Pupuk Tanaman, Begini Faktanya

Menurut Ketua Kelompok Tani Ombudsman, Lipen Simanjuntak, aksi tersebut digelar untuk menyampaikan permintaan kepada Gubernur Edy Rahmayadi agar menyelesaikan permasalahan pupuk yang mahal ini.

"Jangan sampai gagal panen ini, anak-anak juga jadi gagal untuk mendapatkan pendidikan di sekolah. Karena, tidak ada biaya untuk sekolah," kata Lipen.

Lipen menjelaskan untuk pupuk Urea sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 112.500/zak dan pupuk Phonska Rp 115.000/zak. Tapi, dijual kepada penyalur ke petani kedua pupuk itu, dengan harga Rp 140 ribu hingga Rp 200 ribu/zak.

Baca juga: TERUNGKAP Cara Kepala Gudang BGR Korupsi Pupuk Curah yang Rugikan Negara Rp 7,2 M

"Harga pupuk subsidi yang mahal itu, membuat kami tidak tahu bagaimana lagi mau bertani. Makanya, kami mengeluhkan ini kepada Bapak Edy Rahmayadi," sebutnya.

Selain itu, massa pengunjuk rasa juga merasa bantuan diberikan Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar tidak terlalu baik atas bibit pertanian seperti bibit jagung dan bibit kacang kedelai.

"Ayam saja dikasih makan bibit jagung ini, mati. Cemana kami menanamnya, kacang kedelai ini. Kualitas rendah diberikan oleh Dinas Pertanian.

Pemerintah hanya membodohi masyarakatnya saja. Kalau tidak diterima, tidak akan diberikan bantuan selanjutnya. Kami serba salah jadi," ungkapnya.

Baca juga: Petani di Desa Liang Melas Datas Kaget Didatangi Presiden Jokowi, Adukan Soal Harga Pupuk

Lipen juga mengancam, bila tidak mendapatkan respon dari orang nomor satu di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara itu. Mereka akan menggelar unjuk rasa ke Istana Negara.

"20 hari setelah aksi ini, tidak mendapatkan tanggapan dari Gubernur Sumut. Kita akan menggelar aksi ke Istana Negara untuk menjumpai pak Jokowi," pungkasnya.(cr14/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved