Keracunan Gas

Edy Rahmayadi Perintahkan PT Sorik Merapi Geothermal Power Hentikan Operasional

Edy Rahmayadi minta PT Sorik Merapi Geothermal Power hentikan operasionalnya sekarang juga akibat diduga lalai timbulkan keracunan gas

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/RECHTIN HANI RITONGA
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Jumat (11/3/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memerintahkan PT Sorik Merapi Geothermal Power menghentikan operasional sampai penelusuran terkait penyebab puluhan warga Madina keracunan. 

"Operasionalnya diberhentikan. Saya selaku gubernur saya punya wewenang untuk itu. Jadi kita minta operasionalnya diberhentikan, dipastikan terlebih dahulu kenapa rakyat seperti itu," ujar Edy di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman, Jumat (11/3/2022). 

Edy mengatakan saat ini pihaknya telah membentuk tim untuk menelusuri penyebab kasus keracunan tersebut.

Sebelum hal itu diketahui pasti, mantan Pangkostrad itu melarang PT SMGP beroperasional. 

Baca juga: PT Sorik Marapi Geothermal Power Diduga Ingin Lepas Tangan Soal Keracunan, tak Ngaku Ada Kebocoran

"Apa persoalan sampai rakyat ini mengalami keracunan, kan dia H2S, asam sulfat, tetapi dari hasil paparan dia kemarin dari perusahaan tidak ada tanda-tanda dari asam sulfat berarti ada yang salah. Itulah makanya dibentuk tim harus pasti tahu sampai itu ditemukan," ungkapnya. 

Meskipun begitu, Edy Rahmayadi mengaku perusahaan gas bumi itu cukup menghasilkan bagi Sumatera Utara. 

"Yang kedua kalau memang iya itu karena H2SO4 karena dia sudah menghasilkan energi sampai 90 megawat. Ini juga sangat menguntungkan bagi rakyat Sumatera Utara," katanya. 

Ia memastikan kejadian yang sama tidak akan terjadi ketiga kalinya dan merugikan warga yang tinggal di sekitar perusahaan.

Edy Rahmayadi pun mengungkapkan akan ada kemungkinan relokasi warga. 

Baca juga: Rektor UMN Terang-terangan Sebut Edy Rahmayadi Tidak Punya Prestasi Positif: Salah Pilih Pemimpin

"Jangan sampai terjadi tiga kali makanya dia harus bisa pastikan itu kenapa. Kalau memang itu human eror ya harus kita tindak dong. Tetapi kalau memang itu tuntutan perusahaan, perusahaan yang memang harus melakukan seperti itu kita win win solution, kita relokasi desa itu tapi kan harus pasti. Tak bisa kita mengandai-andai," katanya.

Edy berharap dalam waktu dekat penyebab kejadian keracunan warga Desa Sibanggor Hulu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi Kabupaten Mandailing Natal tersebut dapat segera ditemukan. 

"Belum bisa mereka jawab makanya saya berhentikan dulu sampai ada kepastian harus bisa dijawab. Harus ada kepastian gak boleh main-main nyawa orang itu," pungkasnya.(cr14/tribun-medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved