Korban Suntik di RS Eshmun

KORBAN Suntik di RS Eshmun Meninggal karena Benturan, Keluarga Minta Hasil Autopsi Diperlihatkan

Penyataan peyidik Polsek Medan Labuhan itu disampaikan secara lisan tanpa memberikan hasil autopsi kepada pihak keluarga korban. 

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
HO
Jenazah Sakti Fernando Napitupulu saat berada di rumah sakit Bhayangkara. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Polisi menyebut Sakti Fernando Napitupulu, Warga Medan yang diduga salah suntik di RSU Eshmun, meninggal karena mengalami benturan di bagian kepalanya. 

Namun, polisi tidak menunjukan hasil autopsi yang telah dilakukan pihak Rumah Sakit Bhayangkara,

"Kalau kata Pak Payung katanya cuman benturan aja," ujar kakak kandung korban, Rosnani Napitupulu kepada Tribun Medan, Sabtu (19/3/2022) 

Baca juga: KASUS Suntik Mati Pasien di RSU Eshmun Masih Tunggu Hasil Autopsi untuk Tentukan Pidana atau Bukan

Jenazah Sakti Fernando Napitupulu (35) dugaan korban salah suntik di RSU Eshmun, Jalan Marelan Raya, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara.
Jenazah Sakti Fernando Napitupulu (35) dugaan korban salah suntik di RSU Eshmun, Jalan Marelan Raya, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara. (TRIBUN MEDAN/HO)

Penyataan penyidik Polsek Medan Labuhan itu disampaikan secara lisan tanpa memberikan hasil autopsi kepada pihak keluarga korban. 

Rosnani lantas mempertanyakan hal itu lebih jauh kepada polisi. 

"Kalau hanya benturan apa guna autopsi itu, sampai dibelah dadanya, apa tidak ada obat obat yang masuk, sementara tulisannya ada loh yang . Karena waktu reka ulang kemarin ada itu obat obatan ditulis dokternya. Kalau hanya karena benturan kepala itu tidak masuk akal," ujar Rosnani. 

Sejak awal keluarga curiga Sakti meninggal usai disuntik antibiotik oleh pihak Rumah Sakit Eshmun.

Keluarga korban pun mengajukan proses autopsi pada 15 Februari di Rumah Sakit Bhayangkara. 

Namun hingga sebulan Rosnani belum juga menerima hasil autopsi tersebut. 

Polisi baru memberi tahu pihak keluarga korban  jika hasil autopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara telah keluar pada 17 Maret 2022 kemarin. 

Rosna menyebut pengakuan itu disampaikan penyidik usai dia mendatangi Polsek Medan Labuhan. 

"Katanya sudah keluar itu hasilnya, tapi kami belum dikasi tau apa hasilnya. Kalau hanya benturan adik ku itu setalah kecelakaan tiga jam masih nunggu di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit, dan kondisinya baik baik saja. Jadi apakah cairan yang dimasukkan ke adik saya membuat kematian itu yang saya tanyak," sebutnya. 

Baca juga: SEBULAN Berlalu, Keluarga Korban Meninggal Usai Disuntik di RS Eshmun Belum Terima Hasil Autopsi

Rosnani Napitupulu menangis sesenggukan menceritakan kematian adiknya bernama Sakti Fernando Napitupulu, Selasa (15/2/2022). Sakti Fernando Napitupulu meninggal setelah disuntik di RSU Eshmun.(TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA)
Rosnani Napitupulu menangis sesenggukan menceritakan kematian adiknya bernama Sakti Fernando Napitupulu, Selasa (15/2/2022). Sakti Fernando Napitupulu meninggal setelah disuntik di RSU Eshmun.(TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA) (TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA)

Sementara itu pihak Rumah Sakit Eshmun yang dikonfirmasi melalui humas rumah sakit belum menjawab pesan yang dilayangkan Tribun Medan.

Terpisah Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan Iptu Andi Rahmadsyah ketika dikonfirmasi beberapa kali terkait kasus ini engan memberikan keterangan.

Www.tribun-medan.com beberapa kali melalui sambung telpon dan pesan mencoba mengkonfirmasi tetapi tidak pernah ada balasan. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved