Inflasi di Sumut

BPS Sebut Sumut Alami Inflasi, Emas Hingga Cabai Merah Jadi Penyumbang Utama

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya inflasi di bulan Maret akibat sejumlah hal berikut ini

Tribunnews
ILUSTRASI - Cabai Merah. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat per Maret 2022, semua kota di Sumut yang menjadi sasaran pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi

Seperti halnya Sibolga sebesar 0,93 persen, Siantar sebesar 0,77 persen, Medan sebesar 0,68 persen, Padangsidimpuan sebesar 1,11 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,39 persen.  

Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan ini terjadi inflasi 0,71 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,14 pada Februari 2022 menjadi 107,91 pada Maret 2022.

Baca juga: BPS Sumut Catat Peningkatan TPK Hotel, Okupansi Hotel Bintang Lima 58,44 Persen

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara Nurul Hasanuddin, adapun terjadinya inflasi lantaran terdapat delapan kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga.

Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,47 persen kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen. 

Lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah angga sebesar 0,66 persen.   

Kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen; kelompok transportasi sebesar 0,34 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,42 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen 

Baca juga: DATA BPS Kunjungan Wisata Mancanegara ke Sumut Nihil selama Empat Bulan Berturut-turut

Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,74 persen. 

Adapun kelompok yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok pendidikan.

"Serta komoditas utama penyumbang inflasi selama Maret 2022 antara lain, cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, beras, tomat, sawi hijau, dan wafer, " ujarnya. 

Cabai merah menjadi komoditas dominan penyumbang inflasi sebesar 0,40 persen, bawang merah 0,06 persen dan emas perhiasan 0,04 persen. 

Serta komoditas lainnya yang menjadi penyumbang inflasi yaitu beras sebesar 0,04 persen, minyak goreng -0,17 persen, jeruk -0,03 persen, telur -0,02 persen dan ikan tongkol -0,02 persen. (cr9/Tribun-Medan.com) 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved