Ramadhan 1443 Hijriyah
MULAI Tahun 1990an, Bazar Takjil Masjid Al Husna Berdayakan Kaum Janda dan Kurang Mampu
Takjil pada bulan Ramadan merupakan mengisi bagian dalam berbuka puasa.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, ASAHAN - Takjil pada bulan Ramadan merupakan mengisi bagian dalam berbuka puasa.
Menu takjil memiliki beragam jenis, mulai dari minuman manis hingga makanan manis yang dapat langsung disantap.
Takjil sendiri dalam kamus besar bahasa Indonesia artinya mempercepat berbuka puasa.
Di Kisaran, Kabupaten Asahan ada beberapa tempat yang menyediakan bazar takjil, biasanya dilakukan di masjid-masjid.
Seperti di Masjid Al Husna atau yang biasa disebut masjid Simpang Enam yang terletak di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Di masjid ini dapat dijumpai bazar yang menjual beragam menu takjil untuk berbuka.
Bazar takjil ini bisa dikatakan bazar yang paling ramai didatangi masyarakat Kabupaten Asahan saat menjelang berbuka puasa.
Uniknya, makanan yang dijual di bazar Masjid Simpang Enam ini memberdayakan potensi kaum janda dan kurang mampu yang berada di sekitar masjid.
Baca juga: Antisipasi Laka dan Urai Kemacetan, Sat Lantas Polres Labuhanbatu Disiagakan di Tiap Persimpangan
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Akui Capaian Pencegahan Korupsi di Bidang Kesehatan Masih Rendah
Sukma, Remaja masjid Al Husna sekaligus penanggung jawab kegiatan menjelaskan pemberdayaan tersebut dilakukan guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dalam menyambut bulan suci Ramadan.
"Sistemnya, kue yang dibuat oleh masyarakat di titip jual kepada kami. Sehingga jemaah dan penitip dapat mendapat manfaatnya," kata Sukma, Selasa(5/4/2022).
Pasar yang buka mulai pukul 15.00 wib hingga menjelang magrib ini kebanjiran pembeli sehingga kue-kue yang dititipkan selalu laku terjual.
"Untuk omset alhamdulillah dapat lima hingga enam juta rupiah. Kami tidak membatasi bagi masyarakat yang mau menitipkan makanannya disini kami persilahkan," katanya.
Ia menjelaskan, tradisi menjual takjil ini sudah ada sejak tahun 1990an dan dapat bertahan hingga saat ini.
Hanya memanfaatkan halaman masjid, para remaja masjid dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar.
"Sepertinya kalau di Kisaran, disini yang pertama kali ada jual jajanan takjil," katanya.
Sementara, keuntungan dari bazar tersebut nantinya akan dimasukan ke Khas masjid dan dibagikan ke 20 panitia bazar sebagai THR.
Mahliani (60) salah seorang janda yang menitipkan kuenya kepada remaja masjid mengaku sudah tujuh tahun berturut-turut ikut dalam bazar tersebut.
"Ini tahun ke tujuh saya menitipkan makanan di sini, penjualan di sini bagus asalkan tidak hujan semua laku terjual," katanya.
Ia mengaku bersyukur dengan adanya bazar tersebut, sebab ia dapat penghasilan lebih di bulan suci Ramadan.
"Ya syukurlah, saya disini menitipkan banyak jenis makanan seperti serabi dan beberapa gorengan lainnya," kata Mahliani.
Ia menjelaskan sistem penitipan yang dilakukan di Masjid Al Husna saling tolong-menolong.
"Sistem tiitpnya kalau ditempat lain bisa mengambil untung Rp 800 disini merek mengambil Rp 300, jadi sistem mereka saling tolong-menolong, kami yang meniti tidak dibebankan dengan merek," katanya.
Baca juga: Hindari Kelangkaan dan Penimbunan, Polres Padangsidimpuan Monitoring Migor
Baca juga: SEMARAK Ramadan, Polsek, Koramil serta Kecamatan Medan Denai Bagikan 100 Takjil Tiap Hari
(cr2/tribun-medan.com)