Perang Rusia Ukraina
MENGERIKAN Stasiun Kereta Api yang Dipadati Ribuan Warga Dirudal Rusia, Sedikitnya 39 Orang Tewas
Zelensky: Kurangnya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka secara brutal menghancurkan penduduk sipil.
TRIBUN-MEDAN.COM - MENGERIKAN, stasiun kereta api Kramatorsk, Donetsk, Ukraina, yang tengah dipadati ribuan warga yang akan dievakuasi diserang dua rudal Rusia, Jumat 8 April 2022.
Hingga berita ini dipublikasikan, Pavlo Kyrylenko, Gubernur Donestk melalui Telegram menyebut jumlah korban tewas 39 orang, dan 87 orang juga terluka.
Kramatorsk adalah satu stasiun paling timur yang masih beroperasi di Ukraina, dipadatai ribuan warga Ukraina yang akan keluar dari daerah Donbas yang sebagian besar sudah dikuasai Rusia dan kelompok separatis Pro-Rusia.
Pemerintah Ukraina mengeluarkan perintah evukuasi bagi warganya di Donbas karena diperkirakan Rusia akan menggelar serangan besa-besaran setelah gagal total dan terpaksa mundur dari Ukraina utara.
Di antara korban tewas, terdapat dua anak, kata di Telegram, Kepala Kereta Api Ukraina, Oleksandr Kamyshin.
Baca juga: Buntut Pembantaian di Bucha, RUSIA Diusir dari Dewan HAM PBB, Ini 24 Negara yang Membelanya
Nathan Mook, kepala eksekutif badan amal World Central Kitchen, berada di stasiun Kramatorsk beberapa saat sebelum serangan, kepada BBC mengutarakan detik-detik sebelum dua roket menghantam stasiun.
"Kami melewati stasiun melalui jalan layang, kami bisa melihat lebih dari seribu orang. Itu ramai, seperti kemarin dan kemarin," katanya.

Mook mengatakan kemudian mendengar suara lima sampai 10 ledakan setelah "dua menit setelah kami lewat".
"Anda merasakannya sebelum Anda mendengarnya. Ledakan itu menggetarkan Anda dari dalam."
"Salah satu orang kami di gudang [makanan] mengatakan dia telah melihat pertahanan udara Ukraina mencegat salah satu roket. Ini adalah rudal."
Setelah mengemudi kembali ke lokasi serangan, Mook menggambarkan pemandangan kehancuran: "Sisa-sisa salah satu rudal di tempat parkir, jendela pecah, beberapa lusin korban."
"Kru darurat berada di lapangan dengan sangat cepat, merawat orang-orang yang terluka dan tewas," tambahnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan di stasiun kereta Kramatorsk, dan mengatakan: "Kurangnya kekuatan dan keberanian untuk melawan kami di medan perang, mereka secara brutal menghancurkan penduduk sipil.
"Ini adalah kejahatan yang tidak memiliki batas. Dan jika tidak dihukum, itu tidak akan pernah berhenti."
Akun Telegram separatis Pro Rusia sempat mengklaim serangan terhadap Kramatorsk ditujukan pada tentara Ukraina di stasiun kereta api tersebut.
Namun saat ini pesan telah dihapus atau diedit.
Rusia seperti biasa selalu membantah pasukannya melakukan kekejaman terhadap warga sipil Ukraina.
( bbc )