Terbiasa Puasa Tanpa Sahur? Ternyata Berdampak Buruk Bagi Kesehatan

Makan sahur juga bisa membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan tekanan darah, penurunan keduanya bisa berkontribusi pada timbulnya pusing dan juga migrain, risiko ini sangat tinggi terjadi karena sahur merupakan pemasok makanan pertama sebelum menjalani puasa lebih dari 12 jam lamanya.

Melewatkan sahur akan memicu penurunan besar kadar gula darah. Kadar gula darah yang rendah atau hipoglikemia dapat menyebabkan serangkaian gejala seperti pusing dan juga migrain.

Risiko Kenaikan Berat Badan

Makan sahur merupakan cara terbaik untuk mengisi hari dengan nutrisi dan menjaga kadar gula darah agar selalu stabil.

Ketika melewatkan sahur tubuh bisa merasa sangat lapar, hal ini mengakibatkan tubuh akan merasa sangat lapar, akibatnya saat berbuka seseorang bisa makan dalam jumlah yang banyak.

Semakin tinggi tingkat kelaparan, semakin banyak juga asupan makanan yang dibutuhkan, makanan yang dikonsumsi juga biasanya merupakan makanan manis dan juga berkalori tinggi, semua hal tersebut bisa menyebabkan kenaikan berat badan, dimana hal tersebut tak diinginkan oleh kebanyakan kaum wanita.

Ganggu Fungsi Kognitif

Tanpa makan sahur berarti tidak ada energi untuk tubuh yang masuk ke otak sejak makan malam sebelumnya, padahal organ tubuh membutuhkan energi untuk dapat berfungsi dengan baik.

Penurunan gula darah dari keadaan puasa yang lama juga dapat memengaruhi fungsi kognitif, saat melewatkan sahur fokus otak bisa berkurang dan menganggu konsentrasi, saat gula darah turun, kadar kortisol juga bisa meningkat dan menyebabkan stres berlebihan.

Dengan kurangnya asupan energi dalam tubuh juga bisa membuat semua aktifitas harian menjadi terganggu.

(cr18/tribun- medan.com)