Ramadhan 1443 Hijriyah

Beda Tarawih 11 dan 23 Rakaat, Bahkan Ada yang 39 Rakaat, UAS Jelaskan Dasar Hukumnya

"Umar memerintahkan seseorang menjadi imam salat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20

Editor: Dedy Kurniawan
Ho/ Tribun-Medan.com
Ustaz Abdul Somad Ceramah 

Sebab Dari 23, menjadi 39 itu, mengapa ada penambahan jumlah hingga 36 rakaat seperti itu? Maka dijelas oleh Ustaz Abdul Somad yang mengutip pendapat al Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani, bahwa dari ibnu Hajar mengatakan, ada orang Madinah Sholat 36 rakaat untuk mengimbangi orang Makkah.

"Jadi orang Makkah itu setelah empat rakaat, mereka Tawaf. Orang Makkah Tawaf orang Madinah tak bisa Tawaf, karena tak ada Ka'bah. Maka di sela-sela itu mereka tambah lagi," kata UAS.

Jadi, menurut UAS, tak usah bingung soal masalah jumlah rakaat ini

----Dasar dan Hadist-Hadist----

Dalil untuk 11 Rakaat

Disebutkan dari Abu Huraihah, Nabi Muhammad bersabda,

“Barang siapa beribadah di malam Ramadan karena iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau” (H.R. Bukhari)

Terdapat dua pendapat umum tentang jumlah rakaat dalam salat tarawih.

Yang pertama, adalah 8 rakaat, dan dengan demikian secara total salat malam yang dikerjakan adalah 11 rakaat ditambah dengan tiga rakaat salat witir.

Dalil Salat Tarawih 8 Rakaat Dalil salat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut.

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ [رواه مسلم]

Artinya: Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata,

"Pernah Rasulullah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat [H.R Muslim].

Terdapat pula riwayat lain dari Abī Salamah Ibn ‘Abd ar-Raḥmān, bahwa ia bertanya kepada ‘Ā’isyah mengenai salat Rasulullah di bulan Ramadhan. ‘Ā’isyah menjawab,

"Nabi tidak pernah melakukan salat sunat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau salat tiga rakaat [H.R al-Bukhārī dan Muslim].

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved