Kampung Nelayan Terbakar

Cerita Korban Kebakaran Kampung Nelayan Asahan, Pilih Naik Sampan Tinggalkan Harta saat Dikepung Api

Sejumlah warga mengaku lebih memilih meninggalkan harta bendanya ketika kebakaran mengepung permukiman mereka

TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI
Sejumlah bocah tampak mengumpulkan sesuatu di lokasi kebakaran di Dusun II, Desa Sei Apung Jaya, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan, Minggu (17/4/2022). 

TRIBUN-MEDAN.COM,ASAHAN - Korban kebakaran di Dusun II, Desa Sei Apung Jaya, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan mengaku rela meninggalkan harta bendanya demi menyelamatkan diri saat kebakaran.

Ketika api berkobar mengepung permukiman, warga langsung naik sampan tinggalkan harta

"Apinya besar, keliling. Jalan kedepan sudah api semua, satu-satunya jalan kami naik perahu," kata Hasfa Marpaung, seorang warga, Minggu (17/4/2022).

Ia mengatakan, dirinya dan warga lain berhimpit-himpitan naik perahu demi menyelamatkan diri. 

"Ya ramai-ramailah, berhimpit-himpitan kami naik kapal. Semua orang sini punya perahu, jadi itulah yang dimanfaatkan," katanya.

Permukiman padat penduduk Kampung Nelayan di Desa Sei Apung Jaya, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan terbakar, Minggu (17/4/2022)
Permukiman padat penduduk Kampung Nelayan di Desa Sei Apung Jaya, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan terbakar, Minggu (17/4/2022) (TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI)

Ia mengaku sudah tidak memikirkan harta bendanya lagi yang hangus terbakar oleh api.

Yang Hafsah pikirkan hanyalah nyawa dirinya dan anak-anaknya.

"Kalau harta bisa dibeli, nyawa tidak. Makanya saya hanya mengambil berkas penting seperti ijazah anak-anak saya. ATM, buku tabungan, surat rumah, semua tinggal terbakar di dalam rumah," katanya.

Bahkan, sepeda motor miliknya yang digunakan sehari-hari juga ikut ditinggal karenakan akses keluar melalui darat sulit ditempuh.

"Kereta (sepeda motor) kami itu terbakar di rumah," katanya.

Baca juga: BREAKING NEWS Kampung Nelayan di Kabupaten Asahan Ludes Terbakar, Hanya Menyisakan Seng

Janda yang hidup dengan anak-anaknya ini mengatakan, kebakaran kali ini adalah musibah paling besar yang dialaminya sepanjang hidup.

Hafsah pun tidak tahu bagaimana nantinya menjalani Idul Fitri dengan kondisi rumah terbakar. 

"Saat ini harta yang kami punya cuma yang ada di badan. Selebihnya semuanya hangus terbakar, suasana puasa seperti ini. Bahkan sebentar lagi sudah mau lebaran Idul Fitri," katanya.

Ia berencana akan berdiam di puing-puing reruntuhan rumahnya.

Sebab, Hafsah tidak tahu hendak pergi kemana untuk mengungsikan diri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved