Kesehatan
Gejala Diabetes Ngantuk di Pagi Hari? Berikut Penjelasan Buah Tinggi Gula dan Mitos Gula
Apa saja tanda gejala diabetes. Apakah ngantuk di pagi hari satu di antara gejala diabetes?
TRIBUN-MEDAN.com - Apa saja tanda gejala diabetes.
Apakah ngantuk di pagi hari satu di antara gejala diabetes?
Namun untuk hal ini, ternyata belum tentu benar, menurut Dr. Suharko Soebardi, SpPD - KEMD, Internist layanan kesehatan JEC Eye Hospitals and Clinics.
Ngantuk dan lesu di pagi hari sering dianggap sebagai gejala diabetes. Demikian pula jika seseorang merasa mengantuk setelah makan nasi.
Baca juga: Pernyataan Tsamara Amany Keluar dari PSI, Padahal Punya Posisi Penting di Partai
Baca juga: AKHIR Nasib Ferdinand Hutahaean Divonis Hakim Hari Ini, Jaksa Sebelumnya Tuntut 7 Tahun Penjara
"Lesu memang sering jadi gejala diabetes tapi tidak bisa langsung memastikannya, harus ada pemeriksaan terlebih dulu," jelas Dr. Suharko.
Daripada kebiasaan ngantuk, ia menyoroti pola buang air kecil seseorang sebagai satu di antara indikator penting.
Baca juga: ADA Nama Billy Syahputra, 5 Artis Diperiksa Kasus Investasi Bodong DNA Pro
Menurutnya, kita boleh curiga akan potensi penyakit ini jika terlalu sering buang air kecil di malam hari.
Terlebih lagi jika sudah membiasakan diri untuk buang air sebelum tidur namun masih terpaksa bangun karena kebelet pipis.
Selain itu ia menjelaskan, ngantuk di pagi hari juga bisa disebabkan karena jumlah waktu tidur di malam hari sangatlah kurang.
Hal ini menyebabkan ngantuk di pagi harinya.
Selanjutnya, ia menjelaskan perihal larangan makan nasi bagi penderita diabetes karena dianggap dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Sebaliknya, penderita penyakit ini disarankan untuk beralih pada kentang, umbi atau beras merah yang dinilai lebih sehat.
Dr. Suharko menekankan pentingnya menjada pola makan bukan hanya untuk kesehatan tubuh namun membuat diri kita tetap bahagia.
"Kalau makan nasi merah terus jadi tidak bahagia juga hasilnya buruk," ujarnya.
Ia menyarankan untuk mengatur jumlah asupan nasi dalam menu makan harian kita. Dengan cara ini, tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan tanpa berakibat buruk.
Mitos Buah-buahan
Buah-buahan menjadi pilihan yang sehat dan baik sebagai cemilan serta penyempurna dari makanan seimbang karena mengandung banyak nutrisi penting seperti serat.
Namun, beberapa buah memiliki kandungan gula yang tinggi dan bisa menyebabkan melonjaknya gula darah.
Dikutip dari laman Medical News Today, Selasa (6/4/2021), Institut Nasional Diabetes, Penyakit Pencernaan dan Ginjal Amerika Serikat (AS) merekomendasikan agar penderita diabetes memasukkan buah-buahan sebagai bagian dari diet seimbang.
Baca juga: Pernyataan Tsamara Amany Keluar dari PSI, Padahal Punya Posisi Penting di Partai
Mengkonsumsi buah dan sayuran dapat membuat seseorang memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan kanker.
Buah juga merupakan sumber vitamin, mineral dan serat yang penting.
Kendati demikian, buah juga bisa mengandung gula yang tinggi.
Oleh karena itu, penderita diabetes harus mengawasi asupan gula mereka agar gula darah tidak melonjak.
Lalu buah apa yang baik dikonsumsi dan dihindari oleh penderita diabetes serta bagaimana kaitannya dengan penyakit ini?
Baca juga: LUAR BIASA Manfaat Seledri Meningkatkan Kesuburan Pria, Menurunkan Tekanan Darah
Buah yang harus dihindari
Secara umum, seseorang tidak harus membuat pengecualian pada konsumsi buah dalam menu makanannya.
Faktanya, studi pada 2017 menunjukkan bahwa mengkonsumsi buah sebenarnya dapat membantu mencegah penyakit diabetes.
Namun, ada baiknya mereka yang telah menderita diabetes untuk membatasi asupan sejumlah buah-buahan yang tinggi gula.
Buah tinggi gula
Indeks glikemik (GI) menunjukkan seberapa banyak makanan tertentu dapat meningkatkan gula darah seseorang setelah mereka mengkonsumsinya.
Jika makanan memiliki skor GI antara 70 hingga 100, berarti makanan tersebut tinggi gula.
Beberapa buah dengan skor dalam kisaran ini meliputi semangka, kurma kering, nanas dan pisang yang terlalu matang.
Buah-buahan ini masih tergolong aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, namun mereka harus mengkonsumsinya dalam jumlah sedang.
Mengkonsumsi buah-buahan yang memiliki skor GI lebih rendah dalam porsi yang lebih besar mungkin lebih cocok bagi penderita diabetes.
Karena sebagian besar buah lainnya memiliki skor GI rendah hingga sedang.
Mitos gula
Banyak orang meyakini bahwa buah sering kali mengandung tinggi gula, oleh karena itu penderita diabetes disarankan menghindarinya.
Namun, gula dalam buah segar bukanlah gula bebas.
Gula yang terkandung dalam buah segar adalah fruktosa, yang tidak banyak berpengaruh pada kadar gula darah atau insulin seseorang.
Makanan yang harus dihindari adalah makanan seperti cokelat, makanan yang dipanggang, dan beberapa jenis soda memiliki kadar gula bebas yang tinggi, dan ini menyebabkan terjadinya lonjakan gula darah.
• CERITA Arya Saloka Punya Pengalaman Mengerikan Saat Syuting Ikatan Cinta Jam 2 Pagi, Ini Penyebabnya
Buah-buahan tinggi karbohidrat
Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi seseorang, ternyata paling berdampak pada kadar gula darahnya.
Jika seseorang mengikuti diet rendah karbohidrat, maka mereka harus mengidentifikasi karbohidrat mana yang rendah nutrisi atau tidak sehat.
Jus buah
Sumber tepercaya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyatakan bahwa mengkonsumsi jus buah selama makan atau minum sendiri, secara cepat meningkatkan kadar gula darah seseorang.
Namun kombinasi serat dan gula sederhana dalam buah akan memperlambat penyerapan gula ke dalam darah saat seseorang mengkonsumsi buah secara utuh.
Sebuah makalah penelitian 2013 melihat bagaimana konsumsi buah dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang dalam meningkatkan diabetes tipe 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi lebih banyak buah utuh cenderung menurunkan risiko kondisi tersebut.
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2017 pun memiliki hasil yang serupa.
Para peneliti menemukan bahwa mengkonsumsi buah segar dapat mengurangi risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.
Penderita diabetes yang mengkonsumsi buah segar secara teratur juga memiliki risiko lebih rendah terkena kondisi kardiovaskular atau kematian.
Buah kering
Seseorang juga bisa memasukkan buah kering ke dalam menu makanannya, asalkan prosesnya tidak dikeringkan dengan tambahan gula.
Dalam sebuah studi tahun 2017, para peneliti menemukan korelasi positif antara mengkonsumsi kacang-kacangan serta buah kering untuk pencegahan diabetes tipe 2.
American Diabetes Association (ADA) mengkonfirmasi bahwa buah kering dapat menjadi pilihan yang baik untuk para penderita diabetes.
Namun mereka harus memperhatikan fakta bahwa porsi yang dikonsumsi harus dalam jumlah yang kecil.
Baca juga: LUAR BIASA Manfaat Seledri Meningkatkan Kesuburan Pria, Menurunkan Tekanan Darah
Baca juga: Dijawab Tsamara Amany Alasan Mundur dari PSI, Rekan Giring Nidji Pindah Parpol?
Pengemasan
Penderita diabetes disarankan agar berhati-hati terhadap frasa tertentu pada label produk.
Misalnya, mereka harus memilih produk dengan label yang bertuliskan 'tidak diberi gula atau tidak ada gula tambahan'.
Salah satu cara untuk mengganti produk olahan buah dalam menu makanan adalah melalui pembekuan buah-buahan segar, seperti irisan pisang.
Menurut Diabetes UK, seseorang dapat menumbuk buah beku ini setelah beberapa jam untuk membuat es krim yang sehat.
BACa ARTIKEL BERITA KESEHATAN
BACA ARTIKEL Diabetes
Tribunnews.com/Alivio
Gejala Diabetes Ngantuk di Pagi Hari? Buah Tinggi Gula dan Mitos Gula