Rusia vs Ukraina
TERNYATA Putin Telah Batalkan Rencana Kesepakatan Damai dengan Ukraina, Kini Siapkan Hal Mengerikan
Putin juga marah yang mengisyaratkan upaya perdamaian berada di "jalan buntu" setelah tenggelamnya kapal penjelajah rudal Moskva.
Bom itu 1.000 kali lebih kuat daripada yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Nagasaki dan Hiroshima saat Perang Dunia II. Itu berarti rudal tersebut mampu menghancurkan area seluas Inggris, Wales atau Texas di AS.
Pejabat Rusia mengatakan, RS-28 Sarmat memiliki kemampuan menggunakan lintasan dan rute tak terduga yang secara substansial menghambat penghancuran mereka, bahkan oleh sistem pertahanan rudal canggih.
Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan Sarmat ICBM mampu mengatasi sistem pertahanan rudal apa pun. Hal itu berkat karakteristik massa energi dari rudal, jangkauan peralatan tempurnya telah berkembang secara fundamental baik dari segi hulu ledak dan jenisnya. Termasuk peluncur hipersonik.
Pejabat Ukraina mengakui pasukan Rusia telah merebut lebih dari 42 kota dan desa di wilayah timur negara itu dalam beberapa hari terakhir.
Pengakuan Kyiv itu mencerminkan pertempuran antara Rusia dan Ukraina benar-benar sengit sejak Moskow melancarkan "perang fase 2" di wilayah Ukraina timur.
Meski begitu, pejabat Ukraina tersebut tak menjelaskan lebih rinci daerah dan kota mana saja yang telah diduduki pasukan Rusia. Namun, sejauh ini salah satu kota terbesar yang diklaim dikuasai Rusia adalah Kota Mariupol, kota pelabuhan di tenggara Ukraina.
Setelah menguasai puluhan Kota dan Desa di timur Ukraina, kini jenderal Negeri Beruang Merah, Rustam Minnekayev, mengisyaratkan ambisi Presiden Vladimir Putin untuk juga menduduki wilayah selatan Ukraina.
Meski begitu pejabat Ukraina tersebut bersumpah bahwa negaranya akan merebut kembali seluruh wilayah yang diduduki Rusia tidak lama lagi. "Saya ingin mengingatkan Anda bahwa banyak rencana Kremlin telah digagalkan oleh tentara dan rakyat kami," tulis Andriy Yermak, Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dikutip New York Times via The Straits Times.
Pada Jumat lalu, Komandan Distrik Militer Pusat Rusia, Mayor Jenderal Rustam Minnekaev, menuturkan negaranya juga ingin menguasai seluruh wilayah Ukraina selatan. Menurutnya, kontrol atas wilayah selatan Ukraina akan memberi pasukan Rusia keleluasaan akses menuju Transnistria, sebuah negara bagian di Moldova yang selama ini dikuasai separatis pro-Rusia. Transnistria telah menjadi rumah kontingen pasukan Rusia sejak awal 1990-an.
"Sejak awal fase kedua operasi khusus, yang dimulai secara harfiah dua hari lalu, salah satu tugas tentara Rusia adalah memastikan kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan. Ini akan menyediakan koridor darat ke Crimea," kata Minnekaev dalam pertemuan umum tahunan Persatuan Perusahaan Industri Pertahanan di Sverdiovsk menurut laporan kantor berita Rusia,TASS.
Peringatan keras kepada Putin
Di sisi lain, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan peringatan keras kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin. Peringatan tersebut terkait dengan keselamatan pasukan atau pembela Ukraina terakhir yang bertahan di Pabrik Baja, Mariupol.
Diberitakan sebelumnya, hingga saat ini beberapa pasukan atau pembela Ukraina masih bertahan di Pabrik Baja Azovstal tersebut. Dilaporkan mereka di tengah-tengah kepungan serta serangan Rusia yang intens.
Zelensky pun mengancam jika pasukan Rusia membunuh salah satu tentara terakhir yang mempertahankan pabrik baja Mariupol, maka Zelenzky akan menutup pintu damai dengan Rusia. Ukraina akan meninggalkan pembicaraan damai dengan Moskow. Presiden Ukraina juga mengatakan bahwa negaranya akan menarik diri dari pembicaraan damai jika Rusia mengadakan referendum kemerdekaan di Kota Kherson yang diduduki.
Seperti yang diketahui Mariupol satu di antara kota yang penting secara strategis di Ukraina, telah dihancurkan oleh Rusia selama berminggu-minggu, dikutip dari The Sun.
Para pejabat mengatakan evakuasi warga yang telah direncanakan terpaksa dihentikan lantaran penembakan yang intens di kota tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sistem-pertahanan-udara-Rusia.jpg)