Breaking News

Viral Medsos

RAMPOK 26 Bank Tanpa Senjata dan Menggunakan Sepeda, Inilah Pengakuan Tom setelah Bebas dari Penjara

Proses Tom menjadi atlet sepeda balap selama enam tahun di perguruan tinggi bertabrakan dengan obsesinya pada film, terutama Reality Bites

Editor: AbdiTumanggor
via bbc
Kisah Tom Justice merampok 26 bank dan dipenjara 11 tahun 

Pada periode inilah Tom rutin menghadiri pesta dan diperkenalkan dengan kokain.

Sama seperti saat kehilangan euforia kala merampok bank, Tom juga bosan dengan kokain.

Tom beralih ke putau.

Sejak saat itu, Tom mulai menyimpan uang yang dia curi untuk membeli narkotika jenis ini.

"Pertanyaan tentang mengapa saya melakukan perampokan hilang di selokan. Saat itu saya menjadi orang awam berperilaku buruk yang yang merampok bank untuk mebeli narkotik. Benar-benar egois," ujarnya.

Tom Justice saat kecanduan kokain
Tom Justice saat kecanduan kokain. (via bbc).

Masa keberuntungan habis

Pada Maret 2002, pada upaya perampokan bank ke-26, peruntungan Tom habis.

Dia terlihat oleh seorang polisi bersepeda.

Polisi itu menariknya dan meminta Tom memperlihatkan isi tasnya.

Tom lalu menggenjot pedalnya dan kabur.

Dia menggunakan keterampilannya bersepeda.

Di sisi lain, sang polisi meminta bantuan ke para koleganya dan mengejar Tom.

Entah bagaimana, Tom berhasil menyelinap melalui penghalang jalan yang dipasang untuk menjebaknya.

Di tengah pelariannya, Tom melihat sebuah sungai di dasar lereng yang curam.

Tom melempar sepedanya ke satu arah, lalu lari ke arah lain.

Dia menceburkan diri ke air, lalu bergerak lebih jauh ke bawah untuk bersembunyi di semak belukar.

Di situ, Tom menunggu.

Helikopter berdengung di langit.

Sirene polisi meraung.

Tom bahkan bisa mendengar gemerincing kalung anjing polisi yang mengendus keberadaannya.

Tom Justice saat ini
Tom Justice saat ini. (via bbc)

Tom berbaring di persembunyiannya selama berjam-jam.

Di tengah kepanikan dan kebisingan, dia merenung.

"Saya pikir saya mulai berhubungan dengan fakta bahwa ini bukan hal yang baik untuk dilakukan."

"Polisi mengejar saya," ujarnya.

"Kenapa begitu? Tidak bisakah mereka melihat bahwa saya sedang menempuh perjalanan pribadi yang menarik? Tidak, tentu saja tidak."

"Seharusnya kehidupan tidak pernah sampai pada tahap itu, tapi itu terjadi ketika saya mulai menggunakan narkoba. Sebuah peringatan muncul ketika polisi mencoba menembak atau menangkap saya."

"Jadi itu pertama kalinya saya tahu bahwa saya dalam keadaan yang buruk. Dan saya tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi itu. Saya tidak tahu caranya," kata Tom.

Setelah bersembunyi sekitar enam jam, situasi di sekitarnya menjadi tenang.

Tom dengan hati-hati menggeliat keluar dari tempat persembunyiannya, menceburkan diri lagi dan kabur.

Dia dalam kondisi basah, acak-acakan, tapi bebas, setidaknya untuk saat itu.

Tom Justice
Kedua orangtua Tom Justice. (via bbc)

Sepeda yang dibuat khusus

Meskipun sepeda Tom hilang, sepeda balap oranye terang yang dibuat khusus untuknya terlihat mencolok.

Polisi saat itu mendapatkan memiliki sepeda itu.

Tom sadar, hanya masalah waktu sampai polisi mengetuk pintunya.

Beberapa bulan kemudian, Tom sedang dalam perjalanan pulang dari rumah orang tuanya ketika dia melihat sebuah mobil polisi tanpa tanda di kaca spionnya.

Tom mengabaikan mobil itu dan terus mengemudi. Namun Tom berhitung dalam hati. Dia merasa polisi tengah mengikutinya.

Ditangkap

Tom menepikan mobilnya.

Dia keluar dari mobil untuk menghadapi sebuah regu polisi.

Semua polisi mengarahkan senjata kepadanya.

Ketika berbaring telungkup di tanah, Tom mendengar bunyi klik borgol.

Dia merasakan borgol itu mengencang di pergelangan tangannya.

Tom mulai meresapi kenyataan.

Tom dibawa ke kantor polisi, lalu diinterogasi.

Dia mengakui segalanya.

Namun bagian tersulitnya adalah memberi tahu orangtuanya bahwa desas-desus itu benar: "dia ditangkap karena perampokan bank".

"Sungguh memalukan saat mengetahui bahwa orang tua sayalah yang harus menghadapi kecaman publik. Merekalah yang harus menghadapi tetangga dan teman-teman saya," kata Tom.

"Mengakuinya atau tidak, tapi ketahuilah bahwa putra Anda memang melakukan hal yang mengerikan ini," begitu Tom membayangkan perkataan orang-orang pada ayah dan ibunya.

"Dan untuk itu saya sangat malu. Saya masih merasakannya sampai sekarang."

Hukuman penjara

Tom dijatuhi hukuman 11 tahun penjara karena merampok 26 bank di tiga negara bagian AS.

Jumlah total uang yang dicuri selama empat tahun kejahatannya adalah US$129.338 (sekitar Rp1,8 miliar).

Saat hendak dipindahkan ke penjara federal, Tom berpikir, "Ini akan menjadi pengalaman luar biasa. Saya akhirnya akan bersama orang-orang saya. Orang-orang dengan pikiran yang sama."

"Dan ketika saya sampai di sana, yang saya hadapi benar-benar tidak seperti itu," ujarnya.

Tom segera menyadari bahwa dia tidak spesial seperti yang dia kira.

Banyak perampok bank menceritakan hasil curian mereka.

"Saya melihat bahwa Anda tidak begitu istimewa," kata Tom mengulangi perkataan teman-temannya di penjara.

Tom Justice dan kekasihnya
Tom Justice kembali kepada kekasihnya setelah keluar dari penjara. (via bbc)

Dampak korban

Setelah ditangkap, Tom akhirnya menyadari dampak kejahatannya terhadap orang lain.

Dia membaca pernyataan dampak korban dan meresapinya.

Orang-orang sangat trauma dengan perampokannya.

Banyak kasir bank mengkhawatirkan keselamatan mereka.

"Saya merasa sangat malu. Saya merasa bersalah. saya tidak pernah membayangkan pikiran mereka," ujar Tom.

"Sampai saat itu, kecemasan orang-orang tidak pernah saya pikirkan."

Tom tidak pernah berhenti memikirkan akibat dari tindakannya.

Baginya, itu adalah cara untuk menarik perhatian orang. Saat ia beralih ke narkotik, kokain memicu kebiasaannya.

"Yang mestinya menyenangkan, justru berakhir mengerikan"

"Saya kira merampok bank seharusnya menyenangkan tapi akhirnya menjadi mengerikan. Tapi itulah mengapa Anda tidak boleh merampok bank," ujarnya.

Setelah dibebaskan dari penjara pada tahun 2011, Tom kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya, Bari. Sekarang dia bekerja di pusat perawatan.

Tom menyebut bahwa kehidupan di penjara telah mengubah kehidupannya.

"Saya dibesarkan di penjara. Jadi, bagaimanapun, hukuman itu berhasil. Saya bersyukur untuk itu."

(*/tribun-medan.com/bbc)

Sumber: bbc
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved