Sawit dan Kopi Andil Paling Besar, Daya Beli Petani Meningkat 1,34 Persen
Ada pun komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPR, yaitu kelapa sawit, karet, dan kopi.
Penulis: Angel aginta sembiring | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) atau daya beli petani di pedesaan mengalami peningkatan. Ada pun per April 2022, NTP Sumut tercatat sebesar 130,38 atau naik 1,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 128,65.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Nurul Hasanuddin mengatakan, kenaikan NTP April 2022 disebabkan oleh naiknya NTP pada dua subsektor.
"Kenaikan NTP April 2022 disebabkan oleh naiknya NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,49 persen dan NTP subsektor Peternakan sebesar 1,48 persen," ujarnya, Rabu (11/5/2022).
Sementara itu, NTP tiga subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,50 persen. Sedangkan untuk subsektor Hortikultura sebesar 1,55 persen, dan NTP subsektor Perikanan sebesar 0,13 persen.
Baca juga: BARU Sehari INDONESIA Setop Ekspor Minyak Sawit, Malaysia Naikkan Harga, India Menjerit
Beberapa komoditas produksi pertanian memberikan andil terhadap Nilai Tukar Petani (NTP) di daerah perdesaan Sumut yakni pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.
Ada pun komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPR, yaitu kelapa sawit, karet, dan kopi.
"Sementara pada subsektor Peternakan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan NTPT, yaitu ayam ras pedaging, sapi potong, dan kambing, " imbuhnya.
Ia menyebutkan, komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap penurunan NTPP adalah komoditas gabah dan kacang tanah.
Lebih lanjut, ia mengatakan, di tingkat petani pada April 2022, harga gabah tertinggi senilai Rp 5.627 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas lokal di Kabupaten Toba.
Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.200 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Inpari 32 dan Gabah Kualitas GKP varietas Bondowoso di kabupaten Simalungun.
Di tingkat penggilingan pada April 2022, harga gabah tertinggi senilai Rp 5.727 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas lokal di Kabupaten Toba.
Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.250 per kg berasal dari Gabah Kualitas Rendah varietas Inpari 32 dan Gabah Kualitas GKP varietas Bondowoso di kabupaten Simalungun.
"Serta rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dari Rp. 5.402 per kg pada Maret menjadi Rp 5.387 per kg pada April 2022," tuturnya.
Kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) juga mengalami penurunan sebesar 0,64 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp 4.716 per kg menjadi Rp 4.685 per kg.
Serta rata-rata harga gabah kelompok kualitas Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan mengalami penurunan sebesar 0,80 persen dari Rp 5.521 per kg pada Maret menjadi Rp 5.477 per kg pada April 2022.
Sedangkan kelompok kualitas Gabah Kering Panen (GKP) mengalami kenaikan sebesar 0,26 persen dari bulan sebelumnya yaitu dari Rp 4.797 per kg menjadi Rp 4.810 per kg.