Berita Binjai

CERITA Iskandar Warga Binjai yang Selamat dari Perang Ukraina vs Rusia, Sembunyi di Bunker Kantor

Iskandar (46) warga Kota Binjai menjadi salah satu orang Indonesia yang berhasil keluar dari Kota Chernihiv, saat ketgangan Ukraina dan Rusia terjadi

Penulis: Satia | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN MEDAN / SATIA
Iskandar (46) warga Kota Binjai, merupakan salah satu orang Indonesia yang berhasil keluar dari Kota Chernihiv, saat Invasi Ukraina dan Rusia terjadi pada Februari lalu. 

"Kita dibantu oleh Direktur perusahaan kita bagaimana menyikapi keadaan darurat. Jadi Direktur bilang, kalau keadaan darurat lari ke dalam bunker. Makanan juga sudah disiapkan di dalam sana. Bunker itu tidak tahu awalnya, setiap hari kita lewati. Adanya gundukan tanah," ucapnya. 

Bersembunyi di Bunker, kata dia untuk makanan tidak kekurangan. Hanya saja, udara yang dingin membuat sembilan warga Sumut tidak tahan. 

Mulanya, Iskandar tidak mengetahui bahwa gundukan tanah yang awalnya dikira sebagai toilet umum, merupakan tempat untuk menyelamatkan diri. 

Suara ledakan yang sudah semakin akrab ditelinga, membuat ia lari ke dalamnya untuk bertahan hidup, menghindari terkena tembakan atau ledakan rudal. 

Pria berkacamata ini mengatakan, saat di dalam bukan kenyamanan yang didapatkan. Getaran ledakan rudal dan bom, katanya semakin parah, lantaran pengungsi berada di dalam tanah. 

"Semakin parah sebenarnya di dalam itu, ketakutan kita semakin kuat, karena getaran ledakan semakin terasa karena di dalam tanah," ungkapnya. 

Merasa situasi sudah mulai aman, dia dan delapan orang lainnya memberanikan diri untuk kembali ke area pabrik, sembari menunggu pertolongan. 

Di saat ini, ia juga melihat para pasukan Ukraina tiba di pabrik tempatnya bekerja untuk beristirahat. Di sini, ia melihat mobil truk berisikan jenazah manusia, yang meninggal akibat perang. 

Karena keberanian sembilan orang ini keluar, akhirnya membawa kabar baik. Setelah keluar, mereka dijemput oleh polisi, untuk kemudian di bawa ke tempat yang lebih aman di perkotaan.

"Setelah empat hari di dalam, kita keluar kembali lagi ke pabrik untuk menyelamatkan diri. Setelah itu, ada yang jemput kita di pabrik untuk diselamatkan untuk menetap sementara di Kiev," ungkapnya. 

Menurutnya, Invasi Ukraina dan Rusia adalah pengalaman yang tidak bisa dilupain sepanjang masa. Sebab, ia baru kali pertama melihat perang, yang di mana ledakan dan suara rudal terdengar begitu jelas. 

Selama perjalanan menuju Kiev, dirinya juga melihat begitu banyak Tentara Ukraina yang berjaga dan memberikan makan kepada warga hingga pendatang asing. 

"Kami berjalan menyelamatkan diri melalui jalur lain, yang di mana selama perjalanan, saya lihat begitu banyak Tentara yang sudah berjaga. Dan mereka juga memberi kami makanan untuk selama perjalanan," ungkapnya. 

Sesampainya di Kiev, ia melihat tempat-tempat fasilitas umum dan kantor Militer sudah hancur rata dengan tanah, akibat terkena ledakan rudal. 

"Saat bersembunyi di restoran, kita juga melihat begitu banyak gedung-gedung yang hancur akibat ledakan bom," ucap dia.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved