M Kace vs Napoleon Bonaparte

KRONOLOGI Penganiayaan hingga Kotoran Manusia Dimasukkan ke Mulut M Kace Terungkap di Persidangan

Awalnya M Kace dan Irjen Napoleon terlibat perdebatan terkait dengan konten yang dibuatnya sehingga menimbulkan kontroversi.

Editor: AbdiTumanggor
Abdi Ryanda Shakti/Tribunnews.com
Irjen Pol Napoleon Bonaparte menyindir keras orang yang membuatnya tersangkut kasus hukum sambil menunjukan tangan yang terborgol usai jalani sidang putusan sela kasus penganiyaan ke M Kece di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (12/2/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com - Proses hukum kasus penaniayaan terhadap M Kace oleh Irjen Pol Napoleon Bonaparte masih berlangsung.

YouTuber Muhammad Kosman alias M Kace menceritakan detik-detik penganiayaan terhadap dirinya yang dilakukan Irjen Pol Napoleon Bonaparte dan tahanan lainnya di Rutan Bareskrim Polri.

Hal tersebut diungkap M Kace saat menjadi saksi untuk terdakwa Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

YouTuber sekaligus korban dugaan tindak kekerasan di dalam Rutan Bareskrim Polri, Muhammad Kosman alias M. Kace mempraktikkan detik-detik pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2022).
YouTuber sekaligus korban dugaan tindak kekerasan di dalam Rutan Bareskrim Polri, Muhammad Kosman alias M. Kace mempraktikkan detik-detik pemukulan yang dilakukan oleh terdakwa Irjen Pol Napoleon Bonaparte di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (19/5/2022). (Rizki Sandi Saputra)

Berikut Kronologisnya:

Awalnya M Kace dan Irjen Napoleon terlibat perdebatan terkait dengan konten yang dibuatnya sehingga menimbulkan kontroversi.

Perdebatan itu terjadi di kamar tahanan nomor 11 Rutan Bareskrim Polri yang tak lain kamar M Kace menjalani isolasi pada 26 Agustus 2021.

"Di situ ada saya, Jenderal (Napoleon) dan Choky atau pak RT (sebutan penghuni tahanan)," kata M Kace dalam sidang, Kamis (19/5/2022).

Dari perdebatan itu, Napoleon Bonaparte kata M Kace memanggil seorang tahanan lain yang disebutnya merupakan ahli hadist.

Tak lama kata M Kace, datang seorang ahli hadist yang diketahui bernama Ustaz Maman Suryadi yang merupakan eks Panglima Laskar FPI ke dalam kamar tahanan M Kace.

Singkatnya, seorang yang diketahui bernama Maman Suryadi itu kata M Kace melakukan pemukulan karena merasa tidak puas dengan jawaban Kace yang dinilainya menghina Nabi Muhammad.

"Kenapa kamu menghina Nabi Muhammad, dari mana kamu tahu, Nabi Muhammad berkepala besar?" tanya Maman Suryadi seperti yang disampaikan M Kace.

"Ada di suatu hadist," kata M Kace mejawab perbincangan Maman.

"Dia (Maman ngomong) 'Gak ada itu, ah bohong' dia langsung pukul saya," ucap Kece.

Tak lama berselang, kata M Kace, Napoleon Bonaparte langsung memukul dirinya sebanyak dua kali.

Mendengar adanya kronologi itu, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Djuyamto langsung meminta kepada M Kace untuk mempraktikkannya di muka persidangan.

Dari situ, M Kace langsung mempraktikkan kondisi detik-detik pemukulan yang dilakukan mantan Kadiv Hubinter Polri itu.

M Kace lantas berdiri dari bangku saksi dan didampingi oleh jaksa penuntut umum (JPU) untuk membantu kronologi.

"Pertama ditampar begini (tangan terbuka, ke arah pipi kiri), kemudian ditonjok begini (ke arah pelipis kiri) terus yang lain ngerubutin saya," kata M Kace.

Setelah pemukulan itu terjadi, tak lama berselang ada beberapa tahanan lain yang ikut melakukan pemukulan.

Saat pemukulan berlangsung, kata M Kace, Irjen Napoleon meminta untuk berhenti melakukan pemukulan dan minta tahanan lain keluar.

Namun, Napoleon meminta pesanan ke salah satu terdakwa lain, ternyata pesanan yang dibawakan tersebut berisi feses alias tinja manusia yang dibungkus kantong plastik.

"Setelah itu terdakwa menyetop. Stop stop sini mana pesanan saya," kata Napoleon disampaikan M Kace.

Setelahnya, Irjen Napoleon meminta M Kace untuk menutup matanya dan membuka mulut.

Tak lama berselang, Napoleon mengambil isi kantong plastik tersebut dan melumurkannya ke wajah M Kece.

"Jadi 'tutup mata saudara' saya tutup begini (menunjukkan tangan menutup mata) cuma agak dibolongin sedikit biar melihat apa yang akan dia lakukan, nah setelah saya melihat saya suruh buka mulut kemudian, jadi kemudian mengambil sebuah benda saya tidak tau langsung dimasukin ke mulut, masuk semua, saya pikir lumpur gitu ya, tapi ternyata bau, ternyata itu feses atau kotoran manusia," ujar M Kace.

Dari situ, jaksa kembali meminta M Kace untuk mempraktikkan saat Irjen pol Napoleon memasukkan tinja itu ke mulutnya.

M Kece mengatakan Napoleon saat itu menghinanya dengan mengatakan wajahnya mirip tai.

"Buka mulut, masuk semua kemudian dibegini beginiin (memasukkan isi plastik ke mulut) sambil ngomong 'wajah kamu mirip tai' begitu," katanya.

Akibat tindakan itu, M Kace mengaku tubuhnya terdorong hingga memepet ke tembok.

M Kece mengaku, saat itu tidak melakukan perlawanan sama sekali.

Setelah dilumuri kotoran manusia, M Kace, mengaku langsung membersihkan kamar tahanannya.

"Setelah itu yang dilakukan terdakwa karena situasi tempat itu bau, mereka pada keluar. Tidak lama pada masuk lagi ada yang bawa minyak wangi, saya langsung pel pakai kaus kuning," kata Kece.

Namun, penganiayaan terhadap dirinya tak berhenti di situ, Kece menyatakan setelah ruangan itu dibersihkan, datang lagi seseorang yang diketahui bernama Gilang.

Gilang kata Kace, melakukan pemukulan terhadap tangan Kace dan juga turut disebut ada terdakwa lain termasuk Ja'far , Dedi, serta Himawan Prasetyo.

"Setelah dipel ada orang masuk lagi namanya si Gilang, langsung pukul saya lagi pelipis ada yang pukul ke sebelah tangan kanan ini. pada waktu itu tidak ada satu pun (yang saya tahu) akhirnya lama kemudian saya tanya teman di situ, ternyata namanya Gilang, Jafar, Dedi, Prasetyo, terus sudah," ucap Kace.

Kedatangan sejumlah orang itu kata Kace, berselang lima menit setelah Jenderal Napoleon Bonaparte meninggalkan kamar tahanan.

"Sekitar 5 menit lah, karena ada yang memberikan air minum dan lain-lain," kata Kece.

Diancam supaya rahasiakan kejadian

Setelah mengalami pemukulan, M Kace lantas tidur untuk istirahat dan terbangun di hari yang sama pada sekitar pukul 15.00 WIB.

"Setelah saya babak belur, sudah mereka keluar. Saya disuruh ambil sebuah tikar, langsung saya tidur sampai jam 15.00 siang," kata Kece.

Saat sadarkan diri, Kece mengaku dipanggil oleh penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) Bareskrim Polri untuk dimintai keterangannya soal perkara penistaan agama.

Namun setelah dirinya keluar dari pintu jeruji kamar tahanan nomor 11 seketika Kace kembali bertemu dengan Napoleon Bonaparte.

"Kemudian pukul 15.00 siang saya disuruh keluar oleh penyidik. saya tidak kenal namanya (yang menyuruh) pakai kaos burung merpati, habis dibuka saya keluar. saat mau ke luar saya dihajar lagi oleh terdakwa. saya dipukul lagi oleh terdakwa sekitar 2 kali," ucap Kece.

Dalam pertemuan itu, Kace mengaku sempat diancam oleh Napoleon Bonaparte untuk tidak menceritakan kasus tersebut kepada penyidik atau siapapun yang dijumpai.

Bahkan Napoleon, mengancam akan membunuh Kace beserta keluarga dengan dalih kalau dia merupakan Perwira Tinggi Aktif Polri berpangkat Irjen dan memiliki banyak anak buah.

"Ketemu 'saya perwira aktif kamu jangan macam-macam nanti keluarga kamu saya bunuh semua'. saya keluar, bertemu beliau, lalu. Saya polri perwira aktif . Saya polisi anak buah saya banyak nanti keluarga kamu saya bunuh semua," ucap Kace.

Adapun pemukulan yang dilakukan Napoleon kata Kace, yakni dengan melakukan tamparan hingga pemukulan dengan tangan terkepal masing-masing satu kali.

Akibat pukulan tersebut, bahkan, M. Kace mengaku sempat hampir terjatuh karena terdorong hingga terbentur pintu kamar tahanan.

"Kamu jangan macam-macam, langsung ditonjok, langsung ditampar, langsung ditonjok sampai saya sempoyongan ke depan, hampir jatuh, saya nyender di pintu kamar," kata Kace.

Tanggapan Napoleon

Menyikapi keterangan tersebut, Napoleon mengatakan bila apa yang diungkapkan M Kace banyak bohongnya.

Termasuk, pengakuan bila dirinya melakukan pemukulan berulang kepada M Kace.

"Salah itu keterangan dia, nanti dari saksi (lain) akan tahu, dia banyak bohongnya di sini, patah semua itu," kata Napoleon saat ditemui awak media setelah persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, Napoleon juga membantah kalau dirinya disebut membawa handphone saat menjalani masa tahanan di Rutan Bareskrim Polri.

Tuduhan itu dilayangkan M Kace karena melihat ada dua unit handphone di tangan Napoleon saat pertama kali bertemu dengannya di Rutan Bareskrim.

Napoleon mengatakan, pernyataan dari M Kace yang dialamatkan kepada dirinya itu merupakan kebohongan.

"Bohong besar, mana ada boleh HP di Rutan Bareskrim, tanya sama Kabareskrim tanya sama Karutan Bareskrim," ucap Napoleon.

Hal itu dapat dibuktikan kata Napoleon, saat para warga binaan termasuk dia masuk ke dalam Rutan Bareskrim Polri yang di mana tak lepas dari penggeladahan.

Adapun beberapa barang pribadi Napoleon yang digeledah dan disita saat itu sebagian besarnya merupakan alat makan.

"Saya itu digeledah beberapa barang saya sendok, pisau buat motong itu pun disita sama Provost," kata Napoleon.

Pernyataan dari M Kace kata Napoleon, hanya menyudutkan kalau anggota Polri tidak profesional dalam menjalani hukuman.

"Kamu mau bilang polisi tidak profesional, kalau gitu," kata Napoleon. 

(*/ Tribun-Medan.com/ Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved