Breaking News

Berita Internasional

Rusia Bantu Sri Lanka Hadapi Krisis Ekonomi Parah, Kirim Bantuan 90 Ribu Ton Minyak

Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi parah, kilang minyak sudah tak beroperasi sejak Maret lalu.

Editor: Fanry Maulana

TRIBUN-MEDAN.COM – Sri Lanka tengah menghadapi krisis ekonomi parah, kilang minyak sudah tak beroperasi sejak Maret lalu.

Di tengah krisis yang melanda, Sri Lanka mendapatkan bantuan pengiriman minyak dari Rusia pada Sabtu (28/5/2022).

Total pengiriman minyak mencapai 90 ribu ton yang nantinya akan mengisi kilang minyak Sri Lanka yang sudah tak beroperasi sejak Maret lalu.

Pemerintah Sri Lanka juga telah melakukan pembicaraan dengan Rusia terkait pasokan bahan energi lainnya meski kini sejumlah sanksi dan protes dilayangkan ke negara tersebut imbas invasi ke Ukraina.

Dikutip dari Aljazeera, Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengungkapkan, pengiriman minyak tersebut sempat tertahan sebulan di lepas pantai.

Hal ini terjadi karena Sri Lanka membutuhkan waktu untuk mengumpulkan uang senilai 75 juta dolar AS agar dapat membayarnya.

Diketahui kilang minyak yang dikelola negara, yakni Ceylon Petroleum Corporation (CPC) ditutup pada Maret buntut kebangkrutan pemerintah Sri Lanka.

CPC sudah menunggak sebanyak 735 juta dolar AS kepada pemasok dan tak ada yang maju bahkan untuk menawar tendernya.

Menurut Wijesekera, minyak ini dipesan melalui perusahaan Coral Energy yang berbasis di Dubai.

Lebih lanjut Wijesekera mengatakan, pengiriman selanjutnya tetap akan dipesan melalui perusahaan yang sama. “Saya telah menjangkau beberapa negara, termasuk Rusia, untuk mendukung impor minyak mentah dan produk minyak lainnya,” kata Wijesekera.

Meski kini Rusia tengah mendapat berbagai sanksi ekonomi dan diplomatik dari Barat, Kolombo tetap melakukan pembicaraan untuk mengatur pasokan langsung minyak mentah, batu bara, solar, dan bensin.

Terkait hal tersebut, Wijesekera telah mengajukan permintaan resmi kepada duta besar Rusia.

 Menurut Wijesekera, pihaknya tak hanya membutuhkan minyak mentah saja untuk bertahan hidup, tapi juga produk olahannya.

Upaya pemasokan energi dari Rusia ini dilakukan Sri Lanka di tengah pembicaraan para pemimpin Uni Eropa soal embargo minyak Rusia.

Sebelumnya, negara pimpinan Vladimir Putin tersebut sudah mendapat embargo minyak dari Amerika Serikat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved