Tribunwiki

DERETAN Film Bioskop Bertema Budaya Batak, Cocok Ditonton untuk Anak Perantauan

Tradisi Batak memiliki pesona dan keunikan yang khas sehingga sering dilirik sutradara untuk dibuat menjadi film.

HO
Film Ngeri Ngeri Sedap garapan sutradara Bene Dion Rajagukguk mengangkat latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat suku Batak di Samosir. 

TRIBUN-MEDAN.com - Tradisi Batak memiliki pesona dan keunikan yang khas sehingga sering dilirik sutradara untuk dibuat menjadi film.

Nah, kali ini Tribun Medan akan membagikan referensi film-film yang bertemakan etnis Batak.

Berikut daftar film bertemakan budaya Batak:

1. Toba Dreams

Film Toba Dreams diangkat dari novel karangan TB Silalahi yang berjudul sama.

Film yang tayang pada tahun 2015 ini dibintangi oleh Vino G Bastian, Marsha Timothy, dan Mathias Muchus.

Toba Dreams bercerita mengenai konflik antara ayah yang diperankan Mathias Muchus (sersan mayor Tebe) dengan Ronggur (Vino G Bastian).

Sersan Mayor Tebe begitu mencintai anak-anaknya namun dengan caranya sendiri yang keras sehingga membuat Ronggur memberontak.

Dalam hal ini, Ronggur masuk dalam dunia mafia narkoba dan jatuh cinta pada Andini (Marsha Timothy), gadis Jawa yang berbeda agama dengan Ronggur.

Selain mengangkat konflik antara hubungan keluarga dan percintaan, para penonton akan diajak untuk menyaksikan pesona alam Danau Toba dan gemerlap kota Jakarta.

2. Mursala

Film Mursala garapan sutradara Viva Westi menceritakan unsur adat Batak yang kental yang tayang pada tahun 2013 silam.

Dibintangi oleh Rio Dewanto, Titi Sjuman, Mongol, dan Tio Pakusadewo, Film Mursala mengambil lokasi syuting di Tapanuli dan Jakarta.

Film ini menceritakan kisah cinta perbedaan marga. Anggiat (Rio Dewanto), pemuda Batak sukses yang merantau dari Sorkam, Tapteng ke Jakarta.

Walaupun sukses menjadi pengacara, hal tersebut masih kurang di mata sang ibu yang mengharapkan Anggiat menikahi paribannya (saudara sepupu).

Namun, hal tersebut menjadi pergejolakan batin bagi Anggiat yang ternyata sudah menaruh hati untuk Clarita (Anna Sinaga) yang merupakan presenter tv.

Namun kisah cinta Anggiat dan Clarita ternyata harus bertentangan dengan adat Batak lantaran Marga Anggiat yaitu Simbolon dan Clarita yaitu Saragih yang tidak memungkin dirinya menikah kecuali harus keluar dari adat marga mereka masing-masing.

Baca juga: Dituntut 7,5 Tahun, Eks Kepsek SMA Negeri 8 Medan yang Korupsi Dana BOS Baca Ayat Alkitab

Baca juga: LAMAR JANDA Tajir, King Nassar Dapat Restu Dari Anak Desy Ratnasari

3. Cahaya Cinta Pesantren

Film Cahaya Cinta Pesantren menjadi film perdana Yuki Kato untuk syuting berlatar Danau Toba.

Selain Yuki, Film Cahaya Cinta Pesantren juga dibintangi oleh Febby Rastanty, Sivia Azizah, Vebby Palwinta, Rizky Febian yang rilis pada tahun 2016 lalu.

Film berdurasi 1 jam lebih ini menceritakan kisah Marshila Silalahi (Yuki Kato) gadis yang tinggal di pinggiran Danau Toba untuk meraih cita-citanya sekolah ke SMA negeri.

Namun karena tidak dapat lulus di negeri, dirinya tak lulus dan berkeinginan untuk sekolah ke SMA Swasta, ibunya tak mengizinkan dan memilih untuk memasukkan Shila ke pesantren di kota Medan.

Shilla yang tak ingin masuk pesantren berubah menjadi anak yang bengal dan beberapa kali ingin keluar dari pesantren hingga akhirnya dia dipertemukan oleh para sahabat yang berasal dari suku yang berbeda.

Dalam film tersebut, Yuki Kato yang bersuku Jawa Sunda campuran darah Jepang ini memiliki tantangan besar untuk dapat berlogat Batak dalam film tersebut.

4. Horas Amang : Tiga Bulan Untuk Selamanya

Film Horas Amang yang dibintangi oleh Cok Simbara, Novita Dewi Marpaung, Tanta Ginting, Dendi Tambunan ini tayang pada tahun 2019 lalu.

Film berdurasi 1 jam 49 menit ini menceritakan kehidupan keluarga suku Batak yang kurang harmonis. Amang (ayah) yang diperankan Cok Simbara dan tiga anaknya yang merantau ke kota.

Ternyata, merantau ke kota besar membuat sang anak mulai kehilangan jati diri sebagai suku Batak.

Film Horas Amang begitu kental dengan adat dan tradisi Batak, bahkan para pemain yang diambil rata-rata memiliki darah Batak yang membuat film ini semakin hidup.

Tak hanya pemain, namun latar dan musik dalam film tersebut sangat kental suku Batak dengan mengambil soundtrack Anakku Naburju.

5. Ngeri Ngeri Sedap

Film Ngeri Ngeri Sedap garapan sutradara Bene Dion Rajagukguk mengangkat latar belakang kehidupan sehari-hari masyarakat suku Batak di Samosir.

Dibintangi oleh Tika Panggabean, Indra Jegel, Boris Bokir Manullang, Lolox, dan Gita Bhebhita Butar-butar ini mengambil lokasi syuting di pinggiran danau Toba.

Berdurasi 1 jam lebih, Film Ngeri Ngeri Sedap bercerita mengenai kehidupan orang tua yang merindukan tiga putranya yaitu Domu, Gabe, dan Sahat yang merantau ke luar kota.

Berulang kali sang orang tua meminta untuk anak-anaknya pulang kampung namun tak kunjung menemukan waktu yang tepat.

Hingga akhirnya sang ayah memiliki ide pura-pura bercerai agar sang anak dapat pulang kampung untuk dapat menghadiri acara adat keluarga besar mereka.

Mengusung tema keluarga yang menguras emosi, namun pesona Danau Toba begitu ditonjolkan sehingga membuat mata para penonton begitu dimanjakan. Tak hanya itu, percakapan bahasa Batak dan musik Batak juga begitu ditonjolkan yang membuat film ini semakin menarik untuk ditonton.

Baca juga: Berstatus Eks Napi Koruptor, Raden Brotoseno Belum Dipecat, Ini Penjelasan Polri

Baca juga: PKS Sumut Minta Gubernur Edy Bentuk Tim Penanganan PMK, Penyeberan Wabah Rugikan Peternak

(cr13/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved