Jalan Rusak di Asahan

Akses Jalan tak Diperbaiki, Warga Upacara Hari Lahir Pancasila di Jalan Rusak

Warga Dusun IV-VI Desa Gonting Malaha, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan melakukan aksi upacara bendera di jalan rusak Rabu(1/6/2022).

Akses Jalan tak Diperbaiki, Warga Upacara Hari Lahir Pancasila di Jalan Rusak

TRIBUN-MEDAN.COM, ASAHAN - Dalam memperingati hari Lahir pancasila, Warga Dusun IV-VI Desa Gonting Malaha, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan melakukan upacara bendera di jalan rusak, Rabu(1/6/2022).

Upacara di tengah kondisi jalan rusak merupakan bentuk protes warga terhadap pemerintah Kabupaten Asahan yang hanya menjanjikan akses jalan rusak tersebut diperbaiki.

Dari informasi yang dihimpun, kerusakan jalan tersebut rusak hingga puluhan kilometer.

Upacara itu diikuti puluhan muda mudi dan emak-emak.

Bendera sang saka merah putih pun hanya berkibar setengah tiang dengan maksud bahwa warga Desa Goting Malaha sedang berduka.

Iqbal Husaini Alladuni yang merupakan warga setempat mengaku bahwa aksi ini dilakukan dengan cara spontan.

Warga merasa resah dengan pemkab Asahan yang dianggap tidak pernah membangun Desa Goting Malaha.

"Kami hari ini melakukan aksi upacara memperingati hari ke saktian pancasila yang dilakukan di jalan kami sendiri. Dimana jalan kami ini tidak pernah disentuh," kata Iqbal Husaini Alladuni.

Ia mengaku, jalan rusak tersebut sudah berlangsung selama puluhan tahun sehingga sudah menjadi turun menurun.

"Jadi ini sudah mulai dari kakek punya anak, sampai anaknya menjadi kakek kembali. Ini merupakan bentuk keperdulian muda mudi," ujarnya.

Katanya, aksi pengibaran bendera ini merupakan aksi lanjutan dari aksi demo yang dilakukan oleh warga di kantor Bupati Asahan dengan membawa satu ton sawit.

"Ini aksi lanjutan dari kantor Bupati pada tanggal 31 maret 2022 lalu di kantor Bupati dan Kantor DPRD. Kami mendapatkan janji, bahwa mereka akan menurunkan 32 truk petrun untuk pengerasan jalan," katanya.

Namun, hal tersebut hanya iming-iming pemkab Asahan yang hingga saat ini belum terealisasi. Upaya lainnya dilakukan warga dengan melakukan delegasi ke pihak dinas Pekerjaan Umum.

"Akibat pertemuan tersebut, Kabid PUPR langsung turun dan meninjau lokasi jalan kami yang rusak ini," katanya.

Namun, dari pertemuan tersebut, pihak pemkab belum menurunkan bahan untuk membangun jalan tersebut.

"Sehingga kami menaikan bendera merah putih dengan setengah tiang. Itu diibaratkan sebagai rasa bentuk kami berduka karena kecewa dengan pemkab yang hanya melakukan janji-janji saja kepada kami," katanya.

Ditambah lagi, Pemkab Asahan meminta warga untuk menyediakan material pengeras jalan untuk dilakukan pengerasan.

"Memang, pemkab menindaklanjuti. Namun, hanya alat berat. Masyarakat diminta untuk menyediakan material untuk pengerasan jalan," kata Iqbal Husaini Alladuni.

Mendengar hal tersebut, warga mengaku keberatan dan menyatakan tidak setuju dengan usulan tersebut.

"Kalau untuk memperbaiki jalan ini, kami sudah membuat. Namun swadaya kami saja agar tidak membahayakan masyarakat" katanya.

Pasalnya, akibat jalan rusak tersebut banyak ibu-ibu dan anak-anak menjadi korban jatuh di Jalan tersebut.

"Pulang belanja, terjatuh. Belanjaannya terjatuh kelumpur. Anak sekolah tidak dapat ke sekolah karena jalan hancur berlumpur kalau hujan. Sehingga tidak dapat dilintasi," katanya.

Ia juga mengaku, pernah warga melahirkan dan meninggal dunia dijalan akibat akses yang sangat sulit dilalui jalan.

"Pernah warga meninggal dijalan saat dibawa kerumah sakit. Belum sampai sudah meninggal dunia, sama seperti ibu-ibu hamil, pernah melahirkan dijalan," pungkasnya.

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved