Berita Deliserdang Terkini
SEKELOMPOK Pelajar Ikut Geng Motor Garuda Hitam dan Bikin Onar, Ini Respons Dinas Pendidikan
Sekretaris Dinas Pendidikan Deliserdang, Yusnaldi menegaskan kalau anak yang terlibat atau tergabung dalam kelompok geng motor tidak akan dipecat.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, DELISERDANG- Kelompok geng motor Garuda Hitam yang ada di Lubukpakam Kabupaten Deliserdang terus menjadi sorotan.
Apalagi baru-baru ini, geng motor Garuda Hitam membuat onar dan berani menunjukkan diri dengan berfoto bersama memakai senjata tajam.

Setelah membuat onar dan melakukan pengrusakan di salah satu cafe di kawasan Kecamatan Galang, aksi tak patut berikutnya mencoret-coret dinding Stadion Baharoeddin Lubukpakam, Deliserdang.
Mereka mencoret dinding stadion dengan tulisan Garuda Hitam (GH).
HA (14) salah satu anggota geng motor Garuda Hitam yang sempat ditangkap Polresta Deliserdang sebelumnya sempat mengakui kalau stadion Baharoeddin Siregar ini sering mereka jadikan tempat berkumpul khususnya pada malam Minggu.
Siswa kelas IX SMP Negeri di salah satu Kecamatan Lubukpakam ini mengaku sebelum melakukan penyerangan ke cafe yang ada di Galang pada Sabtu, (28/5/2022) malam, mereka terlebih dahulu berkumpul di stadion.
Ia mengaku pada saat itu posisinya hanya ikut-ikutan.
"Saya dibonceng kawan ajanya waktu itu. Pertama duduk-duduk di stadion baru kemudian ke Galang," ucap HA.
Anak bawah umur yang tinggal di Kecamatan Beringin ini sempat menjelaskan mengenai luka yang ada di bagian betisnya.
Ia mengaku belum pernah berbuat pidana karena dirinya juga sebenarnya ingin bercita-cita sebagai seorang polisi.
"Luka ini karena kena knalpot. Sepeda motor kawan knalpotnya panas jadi sempat kena betis beberapa bulan lalu," kata HA.
9 anggota geng motor yang jadi pelaku pengerusakan sudah diamankan oleh Polresta Deliserdang.
8 dari 9 anggota motor adalah anak-anak di bawah umur dan masih berstatus sebagai pelajar.
Nnamun pada saat ini jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang belum melakukan tindaklanjut untuk mencegah agar anak didik tidak kembali tergabung dalam kelompok kriminal.
Walaupun banyak masyarakat yang telah resah dengan keberadaan mereka yang telah dengan berani menunjukkan kelompok gengnya di media sosial, namun belum ada strategi dari dinas pendidikan untuk melalukan pencegahan.