News Video
Terus Bertambah, Puluhan Ekor Sapi di Teluk Mengkudu Sergai Terkena LSD dan Diduga PMK
Puluhan sapi di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, terkena penyakit Lumpy Skin Diseses (LSD)
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Fariz
TRIBUN-MEDAN.com, SERGAI - Puluhan sapi di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara, terkena penyakit Lumpy Skin Diseses (LSD), dan juga diduga terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Jumat (3/6/2022).
Seperti di Dusun 9 Suka Makmur, Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu. Disalahsatu perternakan bernama Kelompok Tani Sri Rahayu, tampak dua ekor sapi terkena penyakit LSD dan juga diduga PMK.
Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Dusun 9 Suka Makmur, Supratman.
"Sudah ada sekitar 10 peternak di dusun ini yang sapinya terkena penyakit LSD," ujar Supratman.
Lanjut Supratman, dari 10 peternak di dusunnya ada sekitar 20 ekor sapi yang sudah terdampak LSD dan juga diduga terkena penyakit PMK.
"Seperti di peternakan Kelompok Tani Sri Rahayu ini. Dua ekor terkena penyakit LSD dan satu diantaranya diduga terkena PMK," ujar Supratman.
Kepala dusun ini kembali menjelaskan, sebelumnya pihaknya dan peternak sudah melaporkan kejadian ini ke Bhabinkamtibmas terkait penyakit LSD dan diduga PMK ini. Namun hingga sekarang belum ada tindakan.
"Penyakit sapi ini juga berdampak pada pemesanan sapi kurban tahun ini," ujar Supratman.
Sedangkan itu, para peternak masing-masing sudah memanggil mantri hewan untuk menyuntik sapi yang terkena LSD dan diduga PMK.
"Dan kemarin juga pengakuan mantri hewan, obatnya pun habis tidak mencukupi. Sejauh ini sapi yang terkena penyakit LSD dan diduga PMK di Dusun 9 Suka Makmur, Desa Sei Buluh, kian bertambah," ujar Supratman.
Sementara itu, pengurus peternakan Kelompok Tani Sri Rahayu bernama Muhammad Hasan (16) mengatakan, jika sapi dipeternakan tersebut sudah terkena penyakit LSD dan diduga PMK selama dua Minggu belakangan ini.
"Sudah ada dua Minggu sapi ini terkena penyakit kayak gini. Makan nya juga agak kurang, kalau jalan kakinya sakit," ujar Hasan.
Hasan menambahkan, di peternakan Kelompok Tani Sri Rahayu sendiri, ada dua ekor sapi yang terkena LSD dan diduga PMK.
"Dua ekor yang kena, induk anak. Kalau bobotnya sendiri selama terkena penyakit LSD dan diduga PMK ini, pastinya berkurang. Ada sekitar 40 kilo turun berat badan," ujar Hasan.
Sejauh ini dirinya mengatakan, terhadap dua sapi yang terkena LSD dan diduga PMK ini sudah dilakukan pengobatan.
"Sudah kemarin disuntik, yang anakan sudah mulai sembuh. Cuma yang induk belum ada perubahan," ujar Hasan.
Peternak lainnya bernama Karyanto (44) yang satu ekor sapinya juga tekena penyakit LSD mengatakan hal serupa.
"Sudah dua minggu terkena LSD. Tapi tiga hari belakangan ini sudah mulai membaik sapinya. Kamarin awalnya gak mau makan," ujar Karyanto.
Untuk mencegah agar tak menular ke sapi yang lainnya, dirinya sudah memberikan suntikan melalui mantri hewan.
"Sudah di suntik kemarin. Sekali suntik Rp 40 ribu. Ada tiga kali d suntik kemarin," ujar Karyanto.
"Sudah pernah dikabari ke dinas terkait melalui desa. Namun hingga sekarang belum pernah ada datang," sambungnya.
Menananggapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sergai, Andrias Ginting mengatakan, agar peternak untuk mengisolasi ternakannya jika sudah terjangkit penyakit LSD dan diduga PMK.
"Untuk masyakarat atau peternak menyampaikan ke pemerintan desa jika ada sapinya kena penyakit LSD ataupun diduga PMK. Sapi yang terkena LSD dan diduga PMK, saat ini diisolasi dulu. Terima kasih informasinya, kami akan turun kesana," ujar Andrias.
(cr23/www.tribun-medan.com)