Bocah SD di Kota Binjai Meninggal

Wali Kelas Beberkan Penyebab Meninggalnya Bocah SD, Diduga Karena Ini

Wali Kelas Muhammad Ikhsan Haminti (11), bocah Sekolah Dasar (SD) yang diduga meninggal akibat mendapat pukulan dari teman kelasnya, angkat bicara.

Penulis: Satia | Editor: M.Andimaz Kahfi

Wali Kelas Beberkan Penyebab Meninggalnya Bocah SD, Diduga Karena Ini

TRIBUN-MEDAN.COM, BINJAI - Wali Kelas Muhammad Ikhsan Haminti (11), bocah Sekolah Dasar (SD) yang diduga meninggal akibat mendapat pukulan dari teman kelasnya, angkat bicara menyoal kematiannya.

Menurut Zulfahmi, Ikshan telah mengidap penyakit bawaan, lantaran sering tidak masuk sekolah. Akan tetapi, ia belum tahu, penyakit apa yang diidap oleh Ikshan.

"Dia jarang masuk kelas. Kata orang tuanya, dia sakit. Asal tidak masuk sekolah, pasti alasannya karena sakit," kata dia, saat ditemui di SD 023971, di Jalan Umar Baki, Kelurahan Payaroba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Jumat (10/6/2022).

Karena sering tidak masuk, Zulfahmi malah berniat baik untuk menutupi absennya.

Perihal ini dilakukannya, agar Ikshan tidak tinggal kelas, lantaran jarang masuk.

"Kehadiran jarang masuk kelas. Di absen saya tutupin karena kasihan kan. Kalau absen terlalu banyak bisa gak naik kelas," ucapnya.

Ia mengatakan, orang tua Ikshan, Santi Citra Dewi juga tidak memberitahukan anaknya telah mengidap penyakit apa.

"Orangtuanya juga gak ada bilang sakit apa dia," ungkapnya.

Selama di sekolah, kata dia Ikshan terbilang anak yang pendiam. Ia memilih duduk sendiri pada bagian belakang kelas.

Dikatakannya, Ikshan juga jarang mengerjakan tugas sekolah untuk di rumah.

"Dia juga jarang kerjain tugas dari sekolah. Maaf cakap dia juga kurang bisa membaca. Dia anaknya polos, dan suka duduk menyendiri di belakang," ungkapnya.

Selain itu, Ikshan juga sering marah dengan murid lain, apabila diganggu.

Menurutnya, ejek-ejekan sesama murid SD itu hal lumrah, lantaran masih suka bermain.

"Dia juga diganggu terkadang marah-marah kepada teman-temannya. Ikshan malah lebih marah dari pada murid yang lain." ucapnya.

Kemudian, Zulfahmi mengatakan, bahwa sering mendengar Ikshan sering bertengkar dengan siswa lain. Akan tetapi, tidak sampai begitu parah perkelahiannya.

"Memang ada mukul, tapi bukan pukul pada bagian dada hanya di tangan saja. Kalau muntah tidak pernah di sekolah," jelasnya.

Pihak sekolah, kata dia juga terkejut dengan adanya laporan ini. Sebab, setiap kali siswa bertengkar pasti mendapat hukuman.

Lalu, apabila ada yang sakit, pastinya langsung mendapat pertolongan pertama dari guru-guru yang ada.

"Biasanya kalau ada siswa yang sakit di sini langsung diberi pertolongan pertama. Jadi tidak ada sekolah yang membiarkan anak-anak sakit atau kenapa-kenapa di sekolah," ujarnya.

Seingatnya, tidak pernah adanya perkelahian atau pengeroyokan yang dilakukan siswa lain terhadap Ikshan.

Apalagi, anak SD tidak seperti remaja SMA, yang berkelahi pasti menggunakan barang atau senjata tajam, sehingga membahayakan nyawanya.

"Kami juga heran, karena pengakuan dari murid-murid tidak ada yang sampai memukuli terlalu sadis. Taulah kalau anak SD bertengkar bagaiman, tidak seperti anak SMA yang sampai membawa benda tajam," jelas Zulfahmi.

Dalam kasus ini, orang tua Ikshan, Santi Citra Dewi melaporkan kejadian tersebut ke Polres Kota Binjai, semalam.

Di mana, dalam laporannya, Ikshan sebelum meninggal mendapat penganiayaan dari enam rekan kelasnya.

Dari tubuh korban, ujar Santi terdapat luka lebam saat dimandikan sebelum penguburan.

(wen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved