Berita Seleb

Bincang-bincang dengan Deddy Corbuzier, Rosiana Silalahi: Gue Benci Lu dari Dulu

Seperti biasanya Podcast milik Deddy Corbuzier selalu menghadirkan narasumber yang tak disangka oleh netizen. Kali ini sosok Rosianna Silalahi

Editor: AbdiTumanggor
Capture TY Deddy Corbuzier
Rosiana Silalahi dan Deddy Corbuzier - 

Ferky Saputra: Kayaknya ini podcast paling berisi yg pernah gw tonton. value nya banyak banget ini. dua orang dengan pola pikir yg luar biasa berdebat tapi tetep pada konteks, ga nyerang personal satu sama lain. very good podcast. 

Milkiz TV:  Terkadang (SEPAKAT UNTUK TIDAK SEPAKAT) adalah jalan keluar terbaik , Respect buat 2 orang ini yang punya pndangan berbeda tapi punya tujuan yang sama. 

Hendra alvian: Perbanyak undang yang kayak begini, perbincangan yg mencerdaskan, debat yang sehat, open minded. Menjadi tinggi dgn kemampuan sendiri, tanpa harus merendahkan & menginjak orang⊃2; disekitar.

Ryan aryo: Love them both. orang2 Dewasa saling terima kritik dgn legowo ga pake Baper , mereka sangat tanggung jwb dan Profesional dgn jawaban mrk masing2. fair enough.. salut sih mereka open minded bgt.. jd pik kt bs terbuka lg setelh mendengar pendapat mrk berdua, more wise and more strong klo next ada yg komplin dgn diri kita. yous rock guys.

Hasrat Surya Zalukhu: Indonesia butuh orang' seperti ini. I believe Indonesia bisa maju dengan mindset yg seperti ini.

Disini Kira:  Kok kangen banget ya rasanya bisa lihat orang" yg beda pandangan tp tetap bisa saling terima dan saling setuju dalam perbedaan pandangan pendapat masing" Bener" serasa ada toleransi antar pandangan pendapat yg berbeda meski memiliki tujuan yg sama Andai bisa berlaku utk pandangan politik, agama, suku/ras di era sekarang.

Damin Luxy: Ini baru debat.. tanpa emosi.. kaya para pelaku partai politik dan ahli politik.. dan netral pure mencari jalan terbaik.. dengan pandangan nya masing masing.. dan masyarakat tinggal memilih mana yang masuk dengan pendapat nya.. ini baru kebebasan bersuara berpendapat.. tanpa ada embel embel ancaman apapun.. I like this moment.. 

Paijo Rupawan:  My respect to both of you: agree to disagree in an honest and mature discussion.

Alexa Putri: Menantikan mereka berdua berkolaborasi bikin sebuah konten yg edukatif dan bermanfaat untuk INDONESIA.

Yudhistira Prabowo: Ini keren sih. Undang setiap bintang "media mainstream" lagi om ded. Sukses buat perjuangan masing-masing di dunia media industri.

Cicil:  Setuju banget banget dengan kak Ros, kak Ded coba bantu pikir untuk sama2 majukan negri ini dari sisi media. Untuk Maju Negeri Ku Indonesia 1 !!!

Desy Y: Thank om ded dan mba Rossy Smoga setelah ini banyak kaum milenial yg tercerahkan Open minded Success for you both. 

Fuad Barmawi: Indonesia membutuhkan orang orang spt Om Ded dan mBak Rossi, tolong kumpulkan orang orang seperti anda untuk bersatu menjaga NKRI. GBU.

Xyfiaa Cans Gaming: Konten yg ga pernah nge bosenin selalu menghibur bikin ketawa terus sehat sehat selalu semuanya..

Loc: I freaking love this heated discussion (not in a bad way), both of you stand on you point and yet still respectful with each other. Would love to see Rosi coming back again with another topics to talk about, very smart and impressive lady.

Gusti tetiro:  "Kalau kita percaya kita diutus untuk pewartaan..." Rossy...

DrJ: Ini baru debat yg bermutu berbeda pandangan tapi saling sportif dan mau untuk saling support demi kebaikan dan kecerdasan bangsa. Salut lah pokoknya the best.

Dawud Sulaiman: "Lakukan apa yang kamu bisa tanpa mencaci yang lain " Intinya TV/youtube ada yg baik ada yg buruk, pinter-pinter kita harus memilih yg baik. 

Andrie gunawan: Belajar tentang value dan rasa tanggung jawab dimana dan apapun yg dikerjakan. Salut dan bangga thanks Rosi Silalahi.

Utche Felagonna: Menarik jika mainstream dan offstream bisa duduk bareng. Dulu pak Jacob dan GD duduk bersama dengan tokoh-tokoh lain karena ada sistem yg dihadapi, ada kekuasaan yg membungkam 'kebenaran', ada hegemoni dalam banyak aspek. Jadi ada common enemy yg nyata, real dan hadir. Tentu dalam kontras ideologi yang mereka punyai. Sekarang itu bukan lagi sekedar disrupsi teknologi, bro. Kalau hanya disrupsi yang lu butuh cuma adaptasi. Media informasi punya sejarah mengalami disrupsi teknologi dalam soal teknis, soal content, soal etik jurnalistik. Sejarah media itu sebanding dengan sejarah pembebasan dari ketakutan untuk mendapatkan informasi yg berbeda, dalam kelangkaan sumber informasi, hingga saat ini kita punya terlalu banyak informasi tersedia, tanpa ada rasa takut lagi, punya banyak kemungkinan akses terhadap itu, tapi sometime kita ga paham gimana cara membacanyanya, gimana memahaminya. Mau mainstream atau offstream, you are the stream.

Rwanda Arifkhi: Gue sangat suka perdebatan kali ini.. Deddy dengan idealismenya sebagai oposisi, memilih untuk di luar lingkaran media mainstream. Rossi dengan idealisme yang sama, memilih dilingkaran media mainstream. . Gue ngeliat, ada proses diplomasi berkelas dari Rossi, tentang jalan memperbaiki jurnalistik di indonesia. . Gue malah berharap, adanya konsolidasi antar pelaku media konvensional dengan media digital. Berharap banget KPAI dan Organisasi Jurnalisme Indonesia mampu menjadi fasilitator. . Kalo pun pada akhirnya, tidak bisa menghapuskan program dan berita2 sampah, setidaknya mampu mengurangi porsi beritanya. .Semoga orang2 spti kalian bs bersatu lalu berjuang dg tujuan yg sama menggunakan kendaraannya masing2. Percayalah, kami butuh orang2 spti kalian, kami butuh "Makanan sehat".

Votivia Mardinna:  Gilaa kereen.. I learned a lot from both POV. The battle between idelism vs market. Thank you for this discussion!

Rock n Roll Daddy: Wahai bangsaku, lihatlah cara berdebat yg matang dan ideal di era baru Nusantara ini. Pelajari, pahami, amalkan!

Harry Musthafa:  Saya sangat rindu debat⊃2; bersih kayak gini, ketersinggungan dan emosi di salurkan dengan debat yang sama⊃2; menerima dari kedua sisi.

Src:  Let me speak here : ada 2 kelompok. kelompok A berisi Dedy, Rossi dan jurnalis2 lain yg ingin membuat tayangan bermutu.. kelompok B berisi orang2 yg mengejar rating dgn mengisi kontennya, tidak peduli impact ke masyarakat .. kemudian ditengah adalah konsumen penonton masyarakat.. Dlm kondisi skrg, kelompok B menang dgn mencaplok masyarakat hingga menjadi bodoh karena tayangan kelompok B.. Target A dan B adalah sama2 ke penonton. My opinion: utk apa A menyerang B agar B kalah utk membuat masyarakat beralih ke A.. Disini adalah, kuat2an. Tidak perlu menyerang B karena itu hanya akan membuat B lebih mendapat attention penonton. Kelompok A harus lakukan cara radikal, militan spt yang B lakukan. Kuat2an. Agar nantinya, penonton beralih ke A. Dgn cara apa A bisa? Sebanyak mungkin buat konten yg bener2 berisi dan mendidik. Sebanyak mungkin involve orang2 yg punya kapabilitas yg sama seperti A, agar lebih speak up dan buat konten. Ibarat persentase, B masih unggul 80% dgn acaranya, dan A masih 20%. Jelas otomatis penonton arahnya kemana.. jadikan persentase A menjadi 60

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved