Anggota Brimob Anak Pieter Rumaropen Tewas Dianiaya OTK, Kapolda Papua Sebut KKB Sebagai Dalang
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menuding KKB sebagai dalang aksi pencurian dengan kekerasan yang menewaskan Bripda Diego Rumaropen.
TRIBUN-MEDAN.com - Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius Fakhiri menuding Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya sebagai dalang aksi pencurian dengan kekerasan yang menewaskan anggota Brimob, Bripda Diego Rumaropen.
Tudingan itu merupakan hasil kesimpulan yang dilakukan aparat kepolisian.
Diketahui Bripda Diego Rumaropen tewas dianiaya orang tak dikenal (OTK) di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua pada Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: Ngaku Ditikam OTK, Oknum Wartawan Nekat Buat Laporan Palsu
“Sudah bisa kita simpulkan, dugaan kuat ini dilakukan oleh kelompok Nduga,” kata Mathius Fakhiri kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
Sementara itu, berdasarkan laporan yang diterimanya, Kapolda mengatakan, saat ini dua pucuk senjata api milik Polri yang dicuri tersebut sedang dalam perjalanan ke Kabupaten Nduga.
“Laporan terakhir dari lapangan, sudah menuju ke Nduga. Sehingga tentunya kami akan mengambil langkah-langkah,” imbuhnya.
Kapolda Papua telah berkoordinasi dengan Pangdam XVII/Cenderawasih untuk meningkatkan kewaspadaan di pos-pos penjagaan, baik Brimob maupun TNI.
Selain itu, dirinya juga akan segera menambah pasukan tambahan ke Wamena dalam upaya penegakan langkah-langkah hukum.
“Saya akan mengirim perkuatan Brimob lagi dalam waktu dekat. Tentunya saya besok akan ke Wamena untuk bisa evaluasi secara menyeluruh, mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian,” tutupnya.
Sementara itu, kasus penganiayaan yang menewaskan Bripda Daniel Rumaropen oleh OTK, mengakibatkan dua pucuk senjata api yang dipegang korban hilang, diduga telah dirampas para pelaku.
Bripda Diego Rumaropen meninggal saat menemani Komandan Kompi (Danki) Brimob Batalyon D Wamena AKP R menembak sapi di Napua.
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Selasa, 21 Juni 2022, 25 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat
Bidang Propam Polda Papua telah memeriksa dua anggota Brimob Kompi D terkait kasus tewasnya Bripda Diego Rumaropen.
"Sudah dilakukan pemeriksaan terhadap perwira (AKP R) maupun anggota (Bripda R) terkait penyalahgunaan kewenangan pada kejadian pencurian dan kekerasan yang menimpa almarhum Diego," ujar Kabid Propam Polda Papua Kombes Gustav Urbinas, di Jayapura, Senin (20/6/2022).
Gustav menegaskan, Kapolda Papua telah memerintahkan agar pemeriksaan kasus tersebut dilakukan secara profesional dan proporsional guna mengungkap dalang dari kasus tersebut.
Menurutnya, korban dan kedua anggota Brimob lainnya berada di lokasi kejadian untuk berburu sapi saat peristiwa itu terjadi.
"Memang aktivitas itu sudah pernah dilakukan sebelumnya, jadi ini bukan yang pertama," kata Gustav.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri sebelumnya menyebutkan akan melakukan penyelidikan internal terkait peristiwa tersebut.
Penyelidikan internal dilakukan untuk mengetahui apakah dua anggota Brimob yang berada di Napua sudah sesuai prosedur standar operasi.
Menurut Fakhiri, pihaknya selalu menekankan penerapan body system. Ketika petugas di daerah rawan, setidaknya harus ada lima orang.
Anak Pieter Rumaropen
Bripda Diego Rumaropen yang tewas dianiaya OTK pada Sabtu (18/6/2022) di Distrik Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua ternyata merupakan anak mantan Pemain Timnas Sepak Bola Pieter Rumaropen.

Pieter Rumaropen adalah pemain sepak bola Indonesia asal Papua.
Ia berposisi sebagai penyerang. Ia termasuk dalam skuat tim nasional indonesia menuju Piala Asia 2011.
Pieter merupakan anggota timnas Indonesia U-23 pada pertandingan SEA Games 2005.
Pieter merupakan pemain yang memiliki postur tubuh pendek yaitu 160 cm dan berat 45 kg.
Pieter menikah dengan Susan Merani Betno dan memiliki 2 orang anak yaitu Fernando Diego dan Queen Alexandra.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Polda Papua: KKB Pimpinan Egianus Kogoya Dalang Pembunuhan Bripda Diego Rumaropen