Pdt WTP Simarmata Berpulang
Anak Pertama Mendiang Pdt WTP Simarmata Ingat Pesan Ayah: Ingat Berdoa dan Pendidikan Cucu-cucunya
Anak pertama Pdt WTP Simarmata mengungkapkan kenangan bersama ayahnya. Ia juga mengungkapkan pesan-pesan Pdt WTP Simarmata kepada anak-anaknya.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Tommy Simatupang
"Ada beberapa hak dan hak yang bapak sudah jelaskan sebagai lelaki, yang berbeda dengan kami. Tapi, kami rasa sama," ujarnya.
Saat ditanya soal rencana anak bungsu untuk mengikuti jejak Pendeta WTP Simarmata, ia berharap doa semua orang.
"Sepertinya iya, kita doakan aja. Kita doakan aja," ungkapnya.
Sebagai pesan terakhir, Nenny menjelaskan ayahnya berpesan tentang pentingnya doa dan kekompakan dalam keluarganya.
"Banyak ya, ingat berdoa, harus selalu berdoa. Kalian berlima harus kompak, jangan cemburu-cemburu," terangnya.
Selanjutnya, mendiang Pdt WTP Simarmata juga menitip pesan soal pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
"Kemudian harus memberikan perhatian penuh bagi pendidikan anak-anak, maksudnya cucunya, anak-anak kami," ungkapnya.
"Walaupun bekerja, pola asuh dan pendidikan anak jangan terabaikan. Itu salah satu pesan bapak yang kami ingat, dan masih banyak sih pesan bapak," pungkasnya.

Ibadah Duka Cita Dipimpin Ephorus HKBP Robinson Butarbutar
Tepat berada di Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, jasad Pendeta WTP Simarmata dihantarkan dari halaman Gereja HKBP menuju rumah ibadah.
Terlihat keluarga almarhum Pendeta WTP Simarmata berada di sebelah kiri dan kanan peti jenazah tersebut. Sehingga barisan umat dan keluarga serta para petugas dalam ibadat tersebut berbentuk komunal.
Wakil Kepala Biro Personalia HKBP Pendeta Jhon Edison Silitonga menyampaikan, Pendeta WTP Simarmata tutup usia 67 tahun.
"Ia tutup usia 67 tahun, 11 bulan, 17 hari," ujar Wakil Kepala Biro Personalia HKBP Pendeta Jhon Edison Silitonga saat membacakan riwayat hidup Pendeta WTP Simarmata, Senin (21/6/2022).
Yang memimpin perarakan jenazah pendeta tersebut adalah Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butar dan didampingi sejumlah petinggi HKBP.
Jenazah tersebut diarak sembari membunyikan lonceng yang berdentang. Jenazah diarak dan barisan paling depan terlihat seorang perempuan membawa foto almarhum yang didampingi dengan seorang lelaki membawa salib bertuliskan nama almarhum.